blank
Evakuasi bus yang mengalami kecelakaan maut di Nguntoronadi, Wonogiri, dilakukan dengan alat bantu mobil Derek Jangkung, yang memiliki fasilitas alat pengangkat mekanis secara horisontal.(Ist.SB/Bambang Pur)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Penyebab kecelakaan maut di Ngutoronadi, Wonogiri, dipicu oleh kondisi bus yang tidak laik jalan dan kelebihan muatan. Juga karena kurang berhati-hatinya pengemudi, kondisi tanjakan jalan yang esktrem dan licin, serta di lokasi tidak ada Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU).

Demikian diungkapkan Kapolres AKBP Dydit Dwi Susanto dan Kasatlantas AKP Maryono, melalui Humas Polres, tentang hasil penyelidikan kasus kecelakaan maut atas tergulingnya bus Panca Tunggal AD-1684-BG di Dusun Kepuh, Desa Bumiharjo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri.

Seperti diberitakan, dalam kasus bus yang mengalami kecelakaan tunggal Senin malam (21/11) itu, telah menyebabkan 8 orang penumpangnya meninggal. Korban meninggal merupakan penduduk asal Dusun Sambeng dan Bendungan, Desa Kulurejo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri.

Bus tersebut lebih pas disebutkan sebagai mobil angkutan penumpang jenis Mikrobus. Yang kapasitas angkutnya sebanyak 14 orang penumpang. Tapi petugas menemukan fakta bahwa saat itu mengangkut sebanyak 36 orang penumpang. Mereka merupakan rombongan yang akan tilikan (menjenguk) kelahiran bayi.

Dalam penyelidikan juga ditemukan fakta bahwa buku kuer (uji kelaikan) Mikrobus tersebut telah mati terhitung sejak Tanggal 2 Maret 2021 atau sejak 20 bulan lalu. Kondisi ban terpasang bagian kiri belakang, sudah dalam keadaan gundul.

Angkut Rombongan

Keadaan kendaraan yang tidak laik jalan tersebut, dipaksakan dioperasionalkan oleh sopir W (44) untuk mengangkut rombongan melebihi kapastitas angkut. Kejadian fatal kemudian terjadi, saat Mikrobus itu menempuh jalur ekstrem di ruas jalan kampung cor beton dan licin, yang memiliki turunan dan tanjakan terjal.

Mikrobus itu tak kuat menanjak dan ngglondor ke belakang, serta terguling ke dasar jurang di area persawahan yang memiliki kolam ikan. Warga sebenarnya telah mengingatkan agar jangan lewat di jalur ekstrem tersebut, tapi sopir tetap nekad dengan alasan pernah melewatinya.

Dari lokasi kecelakaan dilaporkan, Selasa (22/11), telah dilakukan evakuasi Mikrobus dengan menggunakan mobil Derek Jangkung. Yakni mobil yang memiliki kelengkapan katrol untuk mengangkat benda secara horizontal.

Mobil Derek Jangkung ini dilengkapi fasilitas crane mekanis dengan kawat dan rantai baja yang digerakkan secara elektrik, dan mampu mengangkat Mikrobus yang terguling itu dari dasar jurang.

Bambang Pur