blank
Peserta One Day Tour berfoto bersama sebelum menempuh perjalanan cukup jauh, kemarin. Foto: eko

KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID) –Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang, menawarkan Tour Explore Merapi. Wisata tersebut menyajikan keelokan pemandangan hutan di lereng Gunung Merapi dan mampir ke beberapa produk makanan, serta pengolahan buah salak dalam bentuk beberapa jenis makanan.

Seperti disajikan dalam pengenalan destinasi wisata pada hari Rabu (16 November 2022). Ratusan peserta dari berbagai elemen, diajak berwisata ke wilayah Kecamatan Srumbung dan Dukun, Kabupaten Magelang. Peserta difasilitasi 26 mobil Jeep off-road, dengan kabin terbuka.

Sudah barang tentu peserta dapat menikmati indahnya pemandangan alam Gunung Merapi, menyeberangi sejumlah sungai, dan melewati medan terjal di hutan Kawasan Nasional Gunung Merapi. Sebagai pelepas lelah setelah melewati kawasan hutan, peserta diajak mampir ke beberapa pusat produksi olahan makanan. Termasuk menonton hiburan tradisional Seni Badui.

Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, Kabupaten Magelang, Achmad Slamet Husein, mengatakan, sesuai rencana induk pariwisata di Kabupaten Magelang, memiliki kawasan strategis wisata daerah. Pada Rabu 16 November itu hendak mempromosikan daya tarik wisata maupun ekonomi kreatif yang ada di kawasan strategis daerah khusus Merapi. Selanjutnya satu per satu destinasi wisata semua akan dieksplore.

Adapun yang dilakukan kemarin itu menggandeng para pelaku wisata seperti biro wisata, biro perjalanan, Generasi Pesona Indonesia (Genpi) atau komunitas netizen termasuk blogger, youtober yang suka pariwisata, suka piknik, suka kulineran, suka foto atau traveling ke destinasi wisata, wartawan, dan melibatkan desa-desa wisata untuk mempromosikan potensinya. Dalam hal ini beberapa UMKM dikunjungi dalam eksplorasi Merapi tersebut. Juga melibatkan mobil jeep off-road untuk menunjang perjalanan di hari itu.

Dijelaskan, lokasi yang dikunjungi itu merupakan penyangga super prioritas Borobudur. Terdiri ekonomi kreatif dan daya tarik yang dipromosikan ke wisatawan. “Pengunjung tidak harus ke Borobudur semua, potensi wisata di Srumbung dan Dukun ini bisa menjadi alternatif,” katanya.

Dipaparkan pula, agenda hari itu sengaja mengunjungi wisata alam. Di wilayah Kabupaten Magelang, dari 230 daya tarik wisata yang dimiliki, 82 di antaranya wisata alam. Selain itu pasar untuk wisata alam banyak sekali permintaannya. Maka dia minta kepada kepala desa dan tokoh wisata di kawasan itu untuk menyiapkan potensi yang ada. Termasuk DPRD diminta menguatkan komponen wisata yang ada untuk bangkit bersama-sama.

Dengan pertimbangan, untuk bangkit dari pandemi Covid-19 tidak semudah membalikkan telapak tangan. “Kita butuh sinergitas yang tinggi dan saling menguatkan. Energi positiflah yang dibutuhkan untuk bangkit dari pandemi,” tandasnya.

Maka UMKM yang sudah agak lama tertidur diharapkan segera bangkit lagi. Baik kuliner untuk oleh-oleh maupun jenis lain.

blank
Peserta One Day Tour mampir ke produk makanan ringan bakpia umbi ungu, kemarin. Foto: eko

Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Magelang, Suharno, yang ikut dalam one day tour hari itu berharap, semoga dengan berakhirnya pandemi Covid-19, sektor wisata dan lainnya bisa tumbuh lagi. Dengan demikian bisa menikmati pertumbuhan ekonomi.

Agenda one day tour itu titik kumpulnya di Daya Tarik Wisata Polengan Edupark, Srumbung. Di sana merupakan objek wisata berupa tempat bermain anak, kolam dengan rakit bambu, serta dilengkapi dua bangunan joglo pendapa.

Menurut Kadus Gowok, Zaenal Arifin, lahannya merupakan tanah bengkok perangkat desa seluas
2.000 meter. Itu dirintis sejak 2019. Memanfaatkan dana desa sekitar Rp 1 miliar.

Di tempat itu peserta disuguhi minuman teh dan kopi, dengan makanan berupa kimpul/talas godok dan ketela rebus.

Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, Kabupaten Magelang, Achmad Slamet Husein, melepas peserta ditandai dengan mengemudikan mobil jeep secara simbolis. Dari sana menuju Swarga Buah Tropikal Pucanganom. Itu merupakan taman buah anggur merah dan olahan beberapa jenis buah.

Kemudian ke King Salacca, Lembar Polengan. Itu merupakan pengolahan buah salak menjadi manisan salak seperti produk Carica di Dieng, Wonosobo dan Banjarnegara. Menurut pengusahanya, Habib, produknya sudah dipasarkan cukup luas. Pelanggan dari Yogyakarta ada yang menggunakan branding sendiri. “Harga kulakan beda dengan harga yang sudah dibungkus kardus. Ini kardus kecil seharga Rp 15 ribu dan yang besar Rp 60 ribu,” katanya.

Beberapa waktu kemudian peserta diajak ke Bakpia Umbi Ungu, Salamsari, Mranggen. Lantas ke Jurangjero Adventure. Itulah  perjalanan yang mengasyikkan. Peserta bisa menikmati pemandangan puncak Gunung Merapi yang tampak gagah. Juga melewati jalan tanah yang dikelilingi tumbuhan hijau. Namun akibat cukup banyaknya mobil peserta, tiga mobil yang berada di bagian belakang kesulitan melewati sebuah tanjakan. Apalagi sejak pukul 13.00 turun hujan.

Peserta menikmati istirahat makan siang di Randu Ijo, Jurangjero. Kemudian meneruskan perjalanan ke Dusun Sumberejo, Kaliurang, Srumbung. Di sana ada suguhan Pertunjukan Kesenian Badui. Yakni kesenian tradisional dengan pakaian warna warni dan musik tradisional.

Dari Sumberejo ke Packing Salak, Jrakah, Desa Kaliurang, Srumbung. Lantas kembali ke Daya Tarik Wisata Polengan Edupark, Srumbung.

Eko Priyono