blank
Wuri Pujiastuti, Sekda Kota Salatiga didampingi Ketua DPRD, Kepala Dinas Koperasi, Ketua Dekopinwil Jawa Tengah serta pengurus Puskopti Jateng, memberikan secara simbolis bantuan selisih harga kedelai kepada anggota di gudang kedelai Primkopti Handayani Salatiga, Jum'at (11/11/2022). Foto : Absa

SALATIGA (SUARABARU.ID) Untuk memperjuangkan anggotanya, Koperasi Sekunder Pusat Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) Jawa Tengah merealisasikan amanat Peraturan Presiden (Perpres) no 125, melalui Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Primkopti) Handayani, menerima 100 ton program bantuan selisih harga kedelai dari Pemerintah Kota Salatiga sebesar Rp 2000 per kilogram, Jum’at (11/11/2022).

Menurut Ketua Puskopti Jawa Tengah Sutrisno Supriyantoro, hal itu merupakan yang pertama kali di Indonesia, karena di daerah lain belum ada yang melaksanakan Perpres No 125 tahun 2022, tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah dalam memperbaiki tata kelola perkedelaian di tanah air, dengan pemerintah daerahnya masing-masing.

“Saya sangat mengapresiasi dan memberikan penghargaan yang tinggi kepada Pemerintah Kota Salatiga dan DPRD, yang sangat luar biasa dan peka terhadap kepentingan masyarakat, sehingga sangat membantu pengrajin tahu tempe di Kota Salatiga,” ujarnya usai launching bantuan selisih harga kedelai di Kantor Primkopti Handayani Salatiga.

Walaupun realisasi tersebut masih belum mencukupi kebutuhan pengrajin, lanjutnya, namun hal itu sudah sangat luar biasa membantu para perajin tahu tempe, yang menjadi anggota Primkopti Handayani Kota Salatiga, yang berjumlah 206 anggota.

“Bantuan selisih harga kedelai dari Pemerintah Kota Salatiga sebesar Rp 200 juta itu, hanya 50 persen pemenuhannya. Ya untuk bisa memenuhi kebutuhan kedelai anggota, mestinya 200 ton atau senilai Rp 400 juta,” ungkap Ketua Primkopti Handayani Kota Salatiga itu.

Walau masih kurang maksimal untuk memenuhi kebutuhan kedelai 206 anggota Primkopti Handayani, namun Pemkot Salatiga, melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Salatiga, berjanji untuk selalu memberikan nilai plus kepada perajin tahu tempe di Kota Salatiga.

blank
Sutrisno Supriyantoro, Ketua Puskopti Jawa Tengah memberikan keterangan pers usai launching, pemberian subsidi bantuan selisih harga kedelai dari Pemkot Salatiga sebesar Rp 200 juta di kantor Primkopti Handayani Kota Salatiga, Jum’at (11/11/2022). Foto : Absa

“Pemerintah Kota Salatiga lewat APBD kota, mengalokasikan dana sebesar Rp 200 juta untuk 100 ton kedelai, ya tujuannya untuk mensejahterakan perajin tahu tempe di Kota Salatiga. Dan kami berjanji, untuk kontinyu ke depan memberikan nilai plus. In Syaa Allah di tahun 2023, akan melihat fluktuasi harga kedelai, kalau memang membutuhkan akan diupayakann secara maksimal (untuk memberikan tambahan anggaran subsidi),” ujar Sekda Wuri Pujiastuti.

Ketua DPRD Kota Salatiga Dance Ishak Palit menyampaikan, bahwa pemberian subsidi harga kedelai ini merupakan bagian dari bentuk hadirnya pemerintah kota Salatiga kepada perajin tahu tempe secara langsung dalam menghadapi naiknya harga kedelai, yang cukup berdampak pada produksi perajin tahu tempe di Kota Salatiga.

“Jadi ini memang bagian dari aspirasi Saya, yang Saya geser untuk para perajin, karena pada saat Saya datang ke beberapa perajin, melihat langsung dan mendapat keluhan langsung dari teman-teman perajin, dampak dari kenaikan kedelai, maka di anggaran perubahan tahun 2022 ini sudah bisa kita subsidi,” urainya.

Ketua Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) Jawa Tengah Andang Wahyu Trianto mengatakan, apa yang dilakukan oleh Pemkot Salatiga dengan memberikan subsidi selisih harga kedelai melalui Primkopti Handayani itu, akan dijadikan percontohan untuk bisa dijalankan di daerah lain di kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah.

“Program bantuan selisih harga kedelai ini, akan kita jadikan contoh, agar daerah lain bisa memberikan respon seperti Kota Salatiga,” harapnya.

Dan ke depan, lanjutnya, program bantuan selisih harga kedelai sesuai amanat Perpres No 125 itu, akan diusulkan ke Gubernur Jawa Tengah, agar nantinya bisa dianggarkan di APBD Provinsi Jawa Tengah tahun 2023 mendatang.

“Jadi kita nunggu data secara keseluruhan para perajin tahu tempe yang ada di Jawa Tengah ini, agar bisa menghitung kebutuhan anggaran yang diperlukan, untuk membantu perajin tahu tempe di Jawa Tengah,” paparnya.

 

Absa