SEMARANG (SUARABARU.ID)-Mahasiswa Ilmu Komunikasi USM menggelar Seminar Komunikasi dengan tema ”Strategi Komunikasi Pemasaran di Era Digital” pada 8 November 2022 via Zoom Meeting. Kegiatan tersebut menghadirkan Ketua Dewan Pengurus Daerah Gerakan Kewirausahaan Nasional (DPD GKN) Jateng, Infijarun Ni’am, S.Pd., M.Pd.
Wakil Dekan II Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi, Fajriannoor Fanani SSos MIKom mengatakan, majunya teknologi membuat media beriklan menjadi bervariatif. Menentukan strategi pemasaran di era digital perlu dilakukan agar menaikkan profit perusahaan dengan efektif.
”Majunya teknologi berdampak pada banyaknya variasi media untuk beriklan. Keahlian dalam menentukan segmentasi media iklan membantu perusahaan memaksimalkan strategi pemasaran. Topik yang diangkat pada seminar ini sangat membantu mahasiswa untuk memahami strategi pemasaran di era digital yang dibutuhkan banyak perusahaan,” ujarnya.
Ketua panitia, Salsabilla Imani Putri mengatakan, tujuan diadakannya seminar tersebut untuk berbagi pengalaman kepada calon entrepreneur muda yang akan memulai usahanya.
”Saya berharap, seminar ini dapat mengedukasi entrepreneur muda yang akan memulai bisnisnya di era digital yang sudah serba instan ini dengan pengalaman yang dibagikan narasumber,” tandasnya.
Ketua DPD GKN Jateng, Infijarun Ni’am menjelaskan, menjadi entrepreneur berbeda dengan pedagang. Entrepreneur akan memikirkan strategi yang efektif untuk mendapatkan hasil maksimal dengan pemberdayaan tenaga.
”Jangan jadi entrepreneur rasa pedagang. Sebagai entrepreneur kita harus fokus pada pemberdayaan SDM yang dimiliki.Menyerahkan tugas kepada ahlinya akan meningkatkan efektivitas daripada kita kerjakan sendiri,” ujarnya.
Dia mengatakan, penentuan segmentasi pasar perlu dilakukan sebelum peluncuran produk. Ia memberikan contoh dua jenis keripik yang sama namun berbeda harga. Hal itu dikarenakan pasar yang dituju berbeda. Profit perusahaan yang melakukan strategi pemasaran lebih besar dibanding yang tidak.
”Mengetahui segmentasi pasar yang akan dituju dapat meningkatkan profit perusahaan. Kasus tersebut telah banyak dibuktikan. Contohnya pada produk kripik yang sama namun harga berbeda. Perusahaan yang mengetahui segmentasi pasarnya dapat melakukan inovasi berbagai rupa untuk menarik minat dan menaikkan harga jual,” ungkapnya.
Dalam sesi tanya jawab, ia menjelaskan, menjadi pengusaha tidak harus memiliki modal uang. Modal dapat berupa keinginan dan niat.
”Usaha dapat dimulai dengan 0 rupiah. Hal yang perlu dilakukan hanyalah mengajak orang yang memiliki modal untuk bekerja sama lalu yakinkan bahwa usaha yang dilakukan akan profit,” terangnya.
Muhaimin