blank
Lestari Moerdijat. Foto: lmc

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Generasi muda harus didorong untuk berperan aktif dalam berbagai upaya, guna mengatasi dampak perubahan iklim lewat pendekatan budaya.

”Catatan sejarah kita memperlihatkan, manusia mampu mempengaruhi dunia melalui kebudayaan, yang dikembangkan dengan berbagai cara. Termasuk mengubah pola pikir dan perilaku,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/11/2022).

Pernyataan Lestari itu dikutip, saat meresmikan Pavilion Indonesia, di arena KTT COP 27 UNFCCC, di Sharm El Sheikh, Mesir, Minggu (6/11/2022) sore.

BACA JUGA: Di Kendal, Regsosek Sudah Capai 70 Persen

Hadir pada acara itu, antara lain Siti Nurbaya Bakar (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Sakti Wahyu Trenggono (Menteri Kelautan dan Perikanan), Agus Justianto (Ketua Penyelenggara Paviliun Indonesia), perwakilan lembaga swadaya masyarakat dan pihak swasta, serta perwakilan dari sejumlah negara peserta KTT COP 27.

Lestari yang merupakan Wakil Ketua MPR RI Koordinator Bidang Penyerapan Aspirasi Masyarakat dan Daerah itu, mengajak semua pihak untuk mendengarkan suara generasi muda, dan melibatkan mereka secara aktif dalam berbagai upaya mengatasi dampak perubahan iklim.

Ketidakpercayaan aktivis lingkungan dari Swedia, Greta Thunberg, terhadap COP 27 dalam menyelamatkan lingkungan, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, harus menjadi pengingat, bahwa masih banyak yang harus dibenahi dalam upayanya untuk memperbaiki lingkungan.

BACA JUGA: Banyumas Juara Umum Pra-Porprov Paralayang di Wisata Jati Pohon Grobogan

Dengan upaya perbaikan lingkungan yang menyeluruh, diharapkan akan mampu mengubah penilaian generasi muda, untuk kemudian mengajak mereka mengambil peran dalam seluruh aksi yang dilakukan, dalam menghadapi perubahan iklim ini.

”Apalagi dalam beberapa tahun mendatang, bukan hanya Indonesia tetapi di dunia, jumlah generasi muda akan sangat besar. Saat itu, generasi muda bukan hanya punya kesempatan, tetapi juga menentukan arah ke mana sesungguhnya dunia ini akan dibawa,” ujarnya.

Menurut Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, kebudayaan sebagai pondasi sekaligus cara yang senantiasa menempatkan manusia pada kedudukan tertinggi, dapat dimanfaatkan untuk menyatukan langkah bersama.

BACA JUGA: DPRD Kaji Penyusunan Renstra Pembangunan Saat Kudus Dipimpin Pj Bupati

Lewat kebudayaan di Nusantara yang luhur, ujarnya, alam bahkan kerap diberi tempat yang layak dalam keseharian. Sampai saat ini, bumi pun dianggap sebagai ibu pemberi kehidupan bagi setiap makhluk.

Sesungguhnya, tambah anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu, kita memiliki sebuah upaya yang dikenal sebagai local wisdom. Beratus tahun bahkan berabad-abad yang lalu, Indonesia selamat dari dampak perubahan iklim karena kearifan lokal.

”Sudah saatnya kita kembali mengangkat, memperkenalkan dan menjelaskan inti dari kearifan lokal itu kepada seluruh anak bangsa di Indonesia, agar kita dapat bersama-sama merawat bumi ini,” ujarnya.

Rerie sangat berharap, setiap upaya yang ditujukkan untuk mengatasi dampak perubahan iklim global, harus berujung pada penyelesaian yang betul-betul fundamental, bukan mengedepankan symptomatic solution semata.

Riyan