blank
Lestari Moerdijat, saat berbincang dengan Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo. Foto: fn

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Peran perempuan, kesetaraan dan generasi muda, disepakati menjadi bagian isu yang harus diperjuangkan bersama, lewat Forum Majelis Permusyawaratan Rakyat Dunia.

”Isu inklusivitas, kesetaraan perempuan dan generasi muda, menjadi bagian semangat pembentukan Forum Majelis Permusyawaratan Dunia, dalam rangka meningkatkan kerja sama antarnegara, untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi negara-negara anggota,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/10/2022).

Lestari bersama seluruh pimpinan MPR RI, yang dipimpin Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, menjadi tuan rumah International Conference of Speakers of Consultative Assembly, Shura Council or Other Similar Names of the Organisation of Islamic Cooperation Member States, yang berlangsung pada 24-26 Oktober, di Bandung, Jawa Barat.

BACA JUGA: TPA Bandengan Hanya akan Mampu Bertahan 2-3 Tahun

Konferensi internasional pimpinan dan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat, Majelis Syuro, atau lembaga sejenis MPR/Consultative Assembly, yang menginisiasi terbentuknya Forum Majelis Permusyawaratan Dunia itu, ungkap Rerie, sapaan akrab Lestari, dihadiri 15 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), termasuk Mozambique, yang penduduk Muslim-nya minoritas.

Rerie berpendapat, untuk memperjuangan sejumlah isu, termasuk peran perempuan, kesetaraan dan generasi muda, memerlukan kerja sama yang kuat antarnegara, lewat forum-forum konsultasi di berbagai organisasi parlemen di setiap negara anggota.

Menurut dia, yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, sidang pembentukan Forum Majelis Permusyawaratan Rakyat Dunia yang berlangsung hingga Rabu (26/10/2022) dini hari itu, dihadiri seluruh pimpinan MPR RI yang dipimpin Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo.

BACA JUGA: 1.000 Siswa akan Ikuti Porsema XII Tingkat Kabupaten Jepara

”Pada sidang itu, peserta secara musyawarah mufakat menyepakati dibentuknya Forum Majelis Permusyawaratan Rakyat Dunia, yang digagas MPR Republik Indonesia,” ungkap Rerie.

Sejumlah kesepakatan dalam pembentukan Forum Majelis Permusyawaratan Dunia itu, jelas anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem ini, merupakan bagian dari upaya negara-negara anggota, untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, sesuai dengan komitmen terhadap semangat Dasasila Bandung, dan amanah Pembukaan UUD 1945.

Selain itu, tambahnya, forum ini diharapkan sebagai wadah konsultasi dan kerja sama para anggota, untuk mengatasi tantangan dunia yang menjadi kepentingan bersama, seperti masalah kemanusiaan, sumber daya alam, lingkungan hidup, keadilan, peran perempuan, dan generasi muda.

BACA JUGA: Jaksa Agung ST. Burhanuddin Lantik Pejabat Eselon II

Dengan kolaborasi antarnegara yang kuat, dan didorong semangat kebangsaan yang kita miliki, Rerie yakin, berbagai tujuan mulia yang ingin dicapai bersama, bisa diwujudkan.

”Melalui Forum Majelis Permusyawaratan Dunia, negara-negara anggotanya bisa berjuang bersama-sama dengan berbagai lapisan masyarakat dunia, dalam menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan dunia,” harap dia.

Riyan