Dikatakan, hasil inventarisasi kejadian bencana tingkat Kabupaten Blora, sejak bulan Oktober 2021 sampai dengan bulan Oktober 2022 telah terjadi 93 kejadian bencana.

“Antara lain bencana banjir 31 kali, angin kencang 44 kali, tanah longsor 18 kali, 8 rumah roboh, 1 sekolah rusak sedang, 7 rumah rusak berat, 5 rumah rusak sedang, 87 rumah rusak ringan, 1.153 rumah terendam, dengan kerugian sebesar Rp 999.350.000,00,” ungkap Tri Yuli Setyowati.

Wakil Bupati, Tri Yuli Setyowati yang akrab disapa Mbak Etik ingin agar pelaksanaan apel ini menjadi sarana untuk meningkatkan koordinasi dan sinergitas semua elemen dalam menghadapi potensi bencana.

Selain memperkuat koordinasi, perlu untuk terus menyosialisasikan dan mengedukasi masyarakat tentang potensi kebencanaan sekaligus mitigasi bencana secara berkelanjutan, imbuhnya.

“Saya juga berharap partisipasi aktif semua pihak, agar terus meningkatkan jalinan komunikasi, demi terciptanya pola koordinasi yang baik, dimana hal tersebut haruslah diprioritaskan agar tercapai kesiapsiagaan dan manajemen penanggulangan bencana yang optimal,” harap Mbak Etik.

Kepada segenap perangkat daerah dalam jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora, Wabup meminta untuk semakin mengedepankan perspektif kebencanaan sesuai ruang lingkup tugas dan binaannya masing-masing.

“Dengan demikian, kemungkinan-kemungkinan buruk yang tidak dikehendaki sebagai akibat terjadinya,” tandas Wakil Bupati Blora.

Personel dan Peralatan Disiapsiagakan

Pada kesempatan itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Blora, Sri Widjanarsih, SE, M.Si menyampaikan bahwa masih banyak penduduk di Kabupaten Blora yang masih tinggal di daerah rawan bencana.