blank
Prof Ahmad Alim Bachri sesudah dilantik menjadi Rektor ULM (keempat dari kiri). Foto: Humas ULM

Nantinya, kampus juga ditantang untuk mencari sumber pendapatan dari sektor nonakademik (bisnis) untuk menjalankan operasional kampus. Peningkatan pendapatan dari bisnis ini diharapkan bisa dikelola dengan baik sehingga berimbas pada peningkatan mutu layanan pendidikan tinggi.

“Pada fase konsolidasi internal, kami akan menyusun strategi rencana bisnis yang akan dilakukan oleh ULM untuk menjawab tantangan BLU ke depan,” tukas Alim.

Pusat Riset Lahan Basah

Sejumlah rencana dipaparkan oleh Alim dengan mengacu pada aset serta potensi yang dimiliki ULM. Salah satunya potensi lahan basah yang banyak terdapat di Kalimantan Selatan.

“Yang saya pikirkan sekarang adalah optimalisasi pemanfaatan aset-aset yang dimiliki ULM. Karena ULM itu memiliki banyak potensi, antara lain lahan-lahan, misalnya lahan rawa yang bisa digunakan sebagai tempat budi daya ikan,” urai Alim.

Alim pun bertekad untuk mendorong agar ULM bisa terus mengembangkan riset unggulan dalam pengembangan lahan basah (wet land) seperti lahan gambut. Menurutnya, salah satu yang diperlukan Kalsel adalah optimalisasi lahan gambut yang menghasilkan produk unggulan.

Ia mengambil contoh, bahwa pengembangan lahan gambut tak hanya sebatas menjadi perkebunan sawit. “Lahan gambut ini juga sumber energi apabila terkelola dengan baik,” ujar Alim.

Alim menekankan bahwa lahan gambut merupakan ekosistem yang harus dipertahankan sehingga mampu menopang keberlanjutan (sustainability) masa depan Kalimantan.

“Bisa saja dengan penelitian gambut ini menjadi sumber ketahanan pangan, apakah itu dari sisi perikanan atau pangan, dan sebagainya. Ini membutuhkan pendekatan riset yang bersifat komprehensif. Kita dorong ULM menjadi salah satu pusat penelitian lahan basah,” kata Alim.

Selain pengembangan riset lahan basah, Alim juga melihat potensi pengembangan hutan pendidikan yang dimiliki ULM untuk dijadikan hutan pendidikan sekaligus agrowisata.