blank
Para peserta seminar pendidikan bertajuk “Peran Pendidik dalam penanaman Nilai Nilai Pancasila melalui Kearifan Lokal”, di aula SMK 3 Kupang, NTT. Foto: Dok Benny Susetyo

“Guru sebagai pembimbing bagi peserta didik yang merupakan masa depan bangsa sudah seharusnya menuntun para murid untuk senantiasa dapat berkembang menjadi manusia yang tidak hanya cerdas namun juga selalu menjunjung tinggi nilai nilai kehidupan berbangsa dan bernegara yang tercantum pada Pancasila,” kata Prof Mien Ratu Odjoe.

Tantangan di era digital yang mengglobal ditambah dengan pandemi covid-19, kata dia, membuat generasi muda cenderung melupakan nilai-nilai luhur yang tercipta dari kearifan lokal yang sudah ada sejak dulu.

“Generasi muda cenderung lebih individualistis, dangkal dalam menelaah fenomena-fenomena yang terjadi dalam masyarakat, serta cenderung lebih suka memperoleh segala sesuatu secara instan tanpa mau bekerja keras,” tambah Prof Mien Ratu Odjoe.

Guru masa kini, tambah dia, dituntut untuk tidak hanya membuat pelajar berhasil secara akademis, namun juga menjadi manusia indonesia yang cakap dalam segala aspek kehidupan. Karenanya hendaknya para guru mulai tidak saja menggali kembali namun juga menerapkan kearifan lokal seperti musyawarah, gotong royong dan saling bantu di lingkungan pendidikan.

“Penanaman nilai-nilai kearifan lokal ini selain diharapkan mampu untuk membuat para peserta didik tidak kehilangan akarnya sebagai pemuda Nusa Tenggara Timur dengan kebudayaannya yang ramah dan memikat, namun juga dapat menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila,” ujar Prof Mien.

Oleh karena itu diperlukan interaksi yang nyata dalam kehidupan sehari hari  hingga Pembumian Pancasila tidak hanya bersifat retorika namun nilai nilai luhur yang bijaksana benar benar dilaksanakan.

wied