“Melalui acara ini, Smile Train Indonesia juga ingin meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai sumbing serta bagaimana memberikan perawatan terbaik untuk mengobatinya,” tambah Daisy.

Bibir sumbing dan langit-langit mulut sumbing pada anak terjadi ketika bagian dan struktur tubuh tertentu tidak menyatu selama perkembangan janin. “Celah atau sumbing dapat melibatkan bibir dan atau langit-langit mulut, yang terdiri dari langit-langit keras dan lunak,” ujar Daisy.

Celah pada anak-anak dapat berdampak negatif pada pertumbuhan dan perkembangan mereka, karena menyebabkan kesulitan makan dan berbicara. Hal ini juga dapat menyebabkan infeksi telinga yang mengakibatkan masalah pendengaran dan gigi.

“Operasi perbaikan bibir dan langit-langit sumbing membantu mengembalikan fungsi bibir dan mulut, sehingga meningkatkan kualitas hidup anak. Smile Train Indonesia telah menggunakan dukungan dari para donatur dan stakeholders untuk memfasilitasi operasi bibir sumbing bagi lebih dari 100.000 anak Indonesia,” tambah dia.

Kekurangan Nutrisi Jadi Penyebab

Pembicara lain dr. Yohanes Mada Suprayogi, Sp. PD, Direktur Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum mengatakan, masih banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya upaya untuk membantu mereka yang memiliki bibir sumbing dan langit – langit mulut sumbing.

“Oleh karena itu, Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum mendukung Smile Train Indonesia untuk membantu menangani permasalahan ini dengan merawat lebih dari 1.100 pasien bibir sumbing dan memberikan edukasi kepada masyarakat,” kata dr Mada.

Sedangkan dokter ahli operasi plastik dr. Rizqy Setyarto, Sp.BP-RE, menyebutkan, penyebab anak-anak lahir dengan bibir sumbing ada beberapa hal. “Ada yang karena faktor keturunan, kekurangan nutrisi, dan anemia saat ibu hamil. Di Indonesia, penyebab dominan adalah karena masalah nutrisi. Kalau soal keturunan makin kecil,” kata dr Rizqy yang akrab dengan sapaan dr Riza.

Dikatakan juga, penanganan anak yang menderita bibir sumbing harus dilakukan secara dini. “Begitu anak mulai bisa bicara, saat itu sudah bisa dioperasi,” kata dr Riza.

Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang dr  Mochamad Abdul Hakam, Sp.PD mengatakan, pihaknya sudah memantau para pelajar perempuan. “Merek kita pantau apakah menderita anemia. Bila ada gejala itu kita tangani, sehingga saat mereka menikah dan menjadi ibu tidak melahirkan anak yang stunting atau bibir simbung. Faktor nutrisi penting untuk menekan penderita bibir sumbing,” kata Hakam.

Dinkes Kota Semarang sangat mendukung kegiatan ini, mengingat upaya ini akan memberikan manfaat luar biasa. “Anak yang semula hanya bisa menangi, kemudian setelah bibirnya yang sumbing dioperasi menjadi bisa tersenyum,” tambah Hakam.

Pada perayaan Hari Senyum Sedunia 2022, Smile Train Indonesia juga mengadakan kegiatan bazar yang menyajikan aneka makanan dan melibatkan anak-anak dalam hal kerajinan tangan.

Selain kegiatan bazar, ada juga kegiatan lain seperti penampilan menyanyi dan menari oleh pasien bibir sumbing, serta fun games dan konsultasi kesehatan gratis untuk masyarakat umum dari mitra Smile Train Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum.

Seorang penderita bibir sumbing yang sudah menjalani operasi, Alit Setyawati, juga diberi kesempatan bertestimoni. Dia mengaku dulu sering di-bully dan tidak percaya diri.

Setelah menjalani operasi, dia mengaku percaya dirinya tumbuh, dan dia berhasil menjadi sarjana teknik elektro. Dia meyakinkan, bibir sumbing bisa diperbaiki, sehingga bila ada yang anggota keluarganya mengalami bibir sumbing agar bisa segera ditangani.