blank
Ganjar sedang memperhatikan salah satu produk lokal berupa sepatu. Foto: humas

BALI (SUARABARU.ID)– Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, terus menggenjot realisasi belanja produk lokal dalam negeri. Hingga September 2022, sudah 53,17 persen anggaran belanja daerah Pemprov Jateng, yang digunakan untuk pembelian produk-produk lokal karya masyarakat.

Hal itu disampaikan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, usai mengikuti acara Business Matching Tahap IV, di Nusa Dua, Bali, Kamis (6/10/2022). Dalam acara itu, hadir pula sejumlah menteri Kabinet Kerja dan gubernur, dari berbagai daerah di Indonesia.

”Presiden sudah memerintahkan kita untuk belanja produk lokal. Kalau melihat potensi yang ada di Jateng, ada potensi belanja APBN dan APBD yang cukup besar. Maka ini akan kita genjot terus,” katanya.

BACA JUGA: Duta Bahasa Jawa Tengah Sosialisasikan Krida Kebahasaan ke SILN di Malaysia dan Filipina

Potensi APBD Jateng di tahun 2022 terkait belanja barang dan jasa, lanjut Ganjar, ada Rp 340,8 triliun atau sekitar 27,9 persen. Belanja modalnya ada Rp 191,7 triliun, kira-kira 15,7 persen dari APBD keseluruhan.

”Maka sebenarnya kalau hari ini kita melaksanakan perintah Presiden untuk membeli produk lokal, sebenarnya ini peluang untuk yang ada di wilayah kita masing-masing, terserap lebih cepat,” imbuhnya.

Sejak Presiden memerintahkan agar bangga buatan Indonesia, Ganjar telah membuat sejumlah regulasi. Di antaranya membuat e-katalog, dan membuat toko online bernama Blangkon Jateng, untuk menampung produk-produk lokal di Jateng.

BACA JUGA: Kecewa Partainya Dukung Anies, Pengurus Nasdem di Kudus Pilih Mundur

”Lalu ada beberapa gerakan Nasional bangga buatan Indonesia. Melalui surat edaran Sekda langsung kita sebar, dan ada Keputusan Gubernur tentang tim P3DN untuk bisa memantau,” jelasnya.

Komitmen untuk pembelian produk dalam negeri dan UMKM yang ada di Jateng, dari data rencana umum pengadaan atau penyedia, lanjut Ganjar, kurang lebih Rp 3,8 triliun. Kemudian data rencana umum pengadaan komitmen produk dalam negeri Rp 3,5 triliun.

”Sementara pengadaan non produk dalam negeri atau yang impor, cuma Rp 302 miliar. Jadi kalau kita lihat komitmennya, 92,12 persen itu produk dalam negeri. Ini yang mau kita sampaikan kepada publik,” tegasnya.

BACA JUGA: Creative Speaking untuk Guru SD di Desa Karanggondang

Dari data itu, sampai 23 September 2022, sudah terealisasi sebesar 53,17 persen. Sementara transaksi Blangkon Jateng sampai 30 September 2022, sudah mencapai 12,17 persen.

”Totalnya sudah sampai segitu. Ya lumayanlah, relatif berjalan dan terus kita lakukan,” imbuhya.

Untuk meningkatkan pembelian produk dalam negeri, Ganjar menyampaikan, akan terus mendampingi pelaku UMKM. Kualitas produk akan terus ditingkatkan, termasuk kontinuitasnya.

BACA JUGA: HUT TNI, Kapolres Beri Kue Ulang Tahun dan Hadiah Sepeda

”Jadi UMKM kita harus terus kita dampingi, kita kurasi, agar kualitas dan kontinuitasnya bisa terjaga. Setelah itu, kita paksa masuk ke e-katalog dan ke Blangkon Jateng, agar produknya bisa kita beli,” tegasnya.

Diungkapkan juga, kalau itu dilakukan, maka apa yang diperintahkan Presiden, betul-betul bisa mengungkit produk dalam negeri, termasuk UMKM. ”Tapi sekali lagi, tugas kita mendampingi, agar kualitasnya terjaga,” pungkasnya.

Riyan