Mengenai dugaan korban mengalami gangguan jiwa, Muhibbin menerangkan, korban dalam kehidupannya sehari-hari normal. Korban tinggal bersama tiga orang anaknya. Sementara, sang suami sedang bekerja di Jakarta.
“Korban pergi tanpa pamit keluarga. Suaminya pergi kerja di Jakarta. Korban tinggal bersama tiga anaknya,” kata Muhibbin.
Sebelum ditemukan tewas tertemper kereta api, seorang warga di Desa Mlilir yakni Akin Nurhadi sempat didatangi oleh korban.
Korban datang ke rumah Akin sekitar pukul 07.00 WIB untuk meminta air minum. Saat meminum air, korban sempat menceritakan bahwa dirinya berangkat dari Manggarwetan untuk berkunjung ke rumah saudaranya.
“Saya tanya mau ke mana, korban hanya menjawab mau ke rumah saudaranya sekalian untuk melihat kereta karena di desanya tidak ada kereta,” jelas Akin Nurhadi.
Usai minum, Akin Nurhadi meminta korban segera pergi ke rumah kerabatnya itu dengan menaiki sepeda ontelnya.
“Setelah saya suruh pergi, saya dapat kabar dari warga kalau ada orang tertabrak kereta. Saya pastikan, ternyata benar orang tadi,” jelas Akin Nurhadi.
Tya Wiedya