blank
Paparan Pasar Tiban Nglanjuk di ajang Krenova 2022 untuk kategori umum bidang ekonomi kreatif. Foto: Kudnadi Saputro Blora

BLORA (SUARABARU.ID) – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Blora menggelar ajang Kreasi dan Inovasi (Krenova) tahun 2022, diikuti 20 inovator untuk umum, 16 pelajar, dan 650 inovator dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Bappeda Blora, yang diwakili Kepala Bidang Ekonomi, Teguh Yuwono, ketika membuka penjurian ajang Krenova tahun 2022, untuk kategori peserta umum, di Ruang Rapat Bappeda Blora, Selasa 4 Oktober 2022.

“Ajang Krenova adalah kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Bappeda Blora, sebagai sarana untuk menampung kreatifitas dan inovasi masyarakat Kabupaten Blora, untuk berbagai kategori peserta yaitu umum, pelajar dan OPD, yang tujuannya adalah untuk memfasilitasi temuan dan kreatif tersebut, agar bisa diaplikasikan sekaligus untuk mendorong pembangunan Blora,” ujar Teguh Yuwono.

Penjurian Kategori Umum

Penjurian dilakukan untuk tiga hari, yakni Selasa – Kamis, 4 hingga 6 Oktober 2022, untuk Ajang Krenova kategori peserta dari masyarakat umum, yang diikuti oleh 20 inventor, beberapa pemaparan dari peserta tersebut kemudian akan dinilai dalam beberapa kategori disiplin kajian, yaitu kajian  inovasi ekonomi kreatif, kajian inovasi teknologi tepat guna, dan kajian inovasi kesehatan dan pangan.

Salah satu pemaparan kajian ekonomi kreatif yang menarik, adalah bagaimana upaya warga Desa Nglanjuk, Kecamatan Cepu, menggelar “Pasar Tiban di Ruas Jalan Usaha Tani”, sebagai usaha agar tetap bertahan ekonominya, dari penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akibat wabah Covid-19 yang mematikan itu, demi mencegah penularan Covid-19, yang diinisiasi oleh Lusiana, istri Perangkat Desa Nglanjuk, Kecamatan Cepu ini.

blank
Paparan Peserta di ajang Krenova 2022 bidang teknologi tepat guna. Foto: Kudnadi Saputro Blora

“Kami berupaya bagaimana agar masyarakat Desa kami tetap mendapatkan penghasilan, meskipun terbatas akibat Covid-19, kemudian timbul ide menggelar pasar tiban di setiap Minggu pagi, dari pukul 6.00 sampai 9.00 WIB, yang awalnya hanya diikuti oleh 20 pedagang dari Desa kami, kini berkembang menjadi 49 Pedagang yang ikut, dengan omzet Rp 25 Juta per Minggu,” ungkap Lusiana.

Strategi Cegah Jenuh

Selain memaparkan awal mula gelar pasar tiban, Lusiana juga menjelaskan beberapa strategi, bagaimana agar pasar tiban tetap dikunjungi oleh pembeli, sehingga selalu ramai pengunjung, dengan menggelar lomba-lomba antarpedagang yang ada di  pasar tiban Desa Nglanjuk tersebut.