blank
Syekh Yasir Bin Salim As Syuhairy, ulama asal Yaman (dua dari kiri) memberi kuliah umum dan ijazah sanad kepada pendiri dan pengasuh PPFF Dr KH Fadlolan Musyaffa’ Lc MM (dua dari kanan) beserta para santrinya.

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Pengasuh Pondok Pesantren Fadhul Fadhlan (PPFF), Mijen, Kota Semarang, beserta 800 santri lebih, menyatakan rasa syukur atas pemberian belasan ijazah sanad dari Syekh Yasir Bin Salim As Syuhairy, ulama asal Yaman.

”Beliau seorang ulama besar, ahli hadist, Qadli Mahkamah Adn Yaman, sekaligus Pendiri Darul Hadits lil Irtsi An Nabawi di Tarim Yaman,” kata Dr KH Fadlolan Musyaffa’ Lc MA, pendiri sekligus pengasuh pesantren bilingual berbasis karakter salaf ini kepada para wartawan, di pesantrennya, Sabtu (24/9/2022).

Berkah manfaat dari kunjungan Syekh Yasir bin Salim, katanya, selain melatih natif bahasa asing para santri, juga menginspirasi mereka untuk meneruskan studi keluar negeri.

Selain memberi belasan ilmu sanad, dalam kunjungan kali kedua, Selasa (20/9/2022), Syekh Yasir menyampaikan beberapa nasihat dan motivasi kepada para santri. Di antara nasihatnya, santri itu punya tiga orang tua.
Pertama, orang tua kandung yang membesarkan dari lahir, yaitu ayah.

Kedua, orang tua yang mengajarkan ilmu mengenali Allah Swt, mendidik akhlak dan membimbing ibadah secara benar, yaitu kiai. Ketiga, orang tua yang mengakadkan nikah, yaitu wali nikah.

”Ketiganya adalah orang tua yang wajib dihormati sepanjang hidupmu,” kata Syekh Yasir.

Sembari melanjutkan, pendidikan akhlak seperti ini, tidak diajarkan di sekolah modern. Hanya pesantren salaf yang mengajarkannya, mendidik akhlak sekaligus praktik mengamalkannya dengan dasar ilmu.

Nasehat berikutnya, tentang arti penting memanfaatkan waktu untuk belajar.

Syekh Yasir menginspirasi sekaligus mengingatkan santri tentang kesungguhan ulama zaman dulu yang menggunakan masa mudanya untuk belajar.

Umur yang masih muda dengan keilmuan yang sedemikian tinggi, menyadarkan kami akan pentingnya memanfaatkan seluruh waktu yang dimiliki untuk belajar,” terangnya.

Menurutnya, ada lima kunci futuh, yakni terbukanya pintu untuk berhasil dalam menuntut ilmu. Menurutnya, pertama diperlukan kesabaran. Kedua, usaha keras dan pantang menyerah. Ketiga, harus istiqomah, keempat memanfaatkan waktu dengan baik dan kelima tulus ikhlas dalam menghormat kiai dan melakukan apa yang diperintahkan lewat para guru dan pengurus pesantren.

Di akhir muhadhoroh ammah atau kuliah umum, Syekh Yasir Bin Salim As Syuhairy, memberikan sanad Alquran, Hadist, Fiqih Syafii, Aqidah Asy’ariah, Tasawuf dan Thoriqoh, kepada seluruh santri dan jamaah yang hadir.

Selain itu juga memberikan ijazah sanad khusus kepada Dr KH Fadlolan Musyaffa’, Lc MA sebagai pengasuh PPFF.

Ijazah yang diberikan antara lain sanad Kitab Al-Asanid Al-Jaliyah, Kitab Al-Manahil Al-Salsalah fi al-Ahadits Al-Musalsalah, Sanad Alquran, Sanad Aqidah Asy’ariyah, Sanad Fiqh Syafi’i, Sanad Hadist Musalsal bil Mahabbah,

Musalsal bil Awwaliyah. Musalsal Mushafah, Musalsal Musyabakah bil Yad, Musyabakah bil Ashobi, Musyabakah Khudoriyah, Musalsal bi Wadh’il Yad ‘alal Katif, Musalsal bit Tabassum, Ijazah sorban, Musalsal bit talqim (sanad disuapin).

Usai shalat subuh, Syekh Yasir kembali memberi ijazah tambahan yakni Musalsal doa baca qunut, Mengusap Wajah Usai Shalat, dan Musalsal Ayat Kursi.
Kiai Fadlolan menjelaskan, beberapa sanad serupa juga didapat dari KH Abdul Wahid Zuhdi muttashil dari Syekh Yasin Alfaddany.

”Insya Allah sanad-sanad ini akan membawa keberkahan yang luar biasa,” tegasnya.

Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Tengah ini berharap, kehadiran Syekh Yasir Bin Salim As Syuhairy untuk kali kedua di PPFF akan membuat para santri semakin bersemangat dalam menuntut ilmu guna mendapatkan ilmu bersanad hingga Rasulullah SAW.

Muhaimin