JAKARTA (SUARABARU.ID)-Setelah menunggu selama 10 tahun, Citra Febrianti akhirnya mendapat kalungan medali perak dari IOC Members Erick Thohir.
Citra tak kuasa menahan tangis bahagia setelah resmi mendapat realokasi medali perak Olimpiade XXX/2012 London, Inggris di Plaza Timur Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu.
Terkait penyerahan realokasi medali Olimpiade, IOC memberikan aturan tertentu untuk diserahkan secara seremonial sebagai bentuk penghargaan atas prestasi clean athlete.
Citra adalah mantan lifter Indonesia yang turun pada nomor 53kg putri di Olimpiade London. Ketika itu, mencatatkan angkatan total 206kg, hasil dari 91kg angkatan snatch dan 115kg dari clean and jerk.
Dia mendapat realokasi medali perak setelah Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada 2016 mengumumkan peraih emas Zulfiya Chinshanlo dari Kazakhstan dan perunggu Cristina Iovu asal Moldova terbukti positif doping saat turun di Olimpiade London.
Pemangku kepentingan olahraga Indonesia lalu memperjuangkan hak Citra. Hingga akhirnya Citra mendapat kenaikan peringkat dan dinyatakan berhak atas medali perak Olimpiade 2012.
“Citra adalah atlet kebanggaan kita. Dengan perjuangan, bersyukur sekarang bisa meraih perak bersamaan dengan momen yang tepat, perayaan Olympic Day,” kata Erick usai mengalungkan medali perak kepada Citra.
“Artinya penetapan ini menjadi sejarah bagi Olahraga Indonesia, khususnya angkat besi karena lifter putri kita sukses menjaga tradisi medali diOlimpiade, multievent olahraga paling tinggi di dunia,” kata Ketua Komite Olahraga Indonesia (KOI/NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari.
“Tentu ini menjadi tonggak besar bagi Olahraga kita. Makanya setelah menerima surat IOC, kami langsung berkoordinasi dengan Kemenpora agar Citra juga berhak mendapat bonus dan bersyukur, bonusnya sudah diterima senilai Rp 400 juta pada Desember 2020. Ini juga membuktikan keseriusan pemerintah terhadap capaian prestasi atlet kita.,” ujar Okto menambahkan.
Citra dengan berurai air mata mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu sehingga dia mendapatkan hak realokasi medali perak Olimpiade London.
“Perjuangannya ternyata tak cukup di 2012. Masih ada perjuangan lagi untuk mendapat medali ini, selama 10 tahun. Saya sangat bersyukur,” kata Citra.
“Terima kasih kasih banyak sekali lagi untuk KOI yang sudah mengajukan laporan akhirnya sudah diterima dengan baik dan diproses secepatnya. Saya tak menyangka saja akhirnya bisa diproses, akhirnya setelah perjuangan cukup panjang,” kata Citra.
“Rasanya campur aduk. Satu sisi senang karena penantian saya terwujud, satu sisi saya merasa ini seperti perpisahan saya dari olahraga,” kata Citra sambil menahan isak tangis.
“Saya senang akhirnya komplet mendapatkan medali dan piagam olahraganya juga. Sekaligus sedih karena saya naik peringkat, tetapi saya tidak ada potret kenangan saat saya ada di atas podium di London.”
Medali perak Olimpiade 2012 London itu dipersembahkan Citra buat keluarga yang disebut sudah berjuang menemaninya mendapatkan haknya sebagai seorang peraih medali Olimpiade.
“Medali perak ini untuk anak-anak saya yang sudah benar-benar berjuang. Dari nol, dari mereka bayi capai ngurusin ibunya untuk mendapatkan haknya dan ini buat anak saya. Saya juga berterima kasih kepada NOC Indonesia, Pak Okto, dan semuanya yang sudah membantu perjuangan saya untuk mendapatkan medali perak ini,” sebut Citra yang kini sudah memutuskan pensiun.
Tak lupa, Citra juga menitipkan pesan kepada para juniornya di angkat besi. Ia berharap para atlet saat ini untuk bisa lebih fokus dan bersemangat saat bertanding.
“Jangan melakukan hal-hal di luar nalar yang bisa merugikan di masa depan, lakukan dengan hal positif. Tidak sah ikut-ikut teman senang-senang yang bisa merugikan kita sendiri. Fokus bertanding, mati-matian berusaha mau juara. Mau berhasil itu butuh perjuangan dan melalui proses sakit dulu. Dari rasa sakit itu prosesnya, nanti kita akan memetik keberhasilan,” ungkap Citra.
Muhaimin