blank
Wali Kota Semarang menghadiri Kegiatan Masa Ta’aruf Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus).

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menekankan pentingnya meningkatkan keimanan bersamaan dengan ilmu pengetahuan agar menjadi pribadi dengan intelektual tinggi dan berakhlak mulia.

Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu menegaskan bahwa ilmu yang tinggi tanpa disertai dengan iman dan ketakwaan dapat menciptakan generasi yang minim empati dan toleransi.

“Seperti kata Buya Hamka, ilmu tanpa iman bagaikan lentera di tangan pencuri. Bisa digunakan untuk hal-hal yang menyimpang. Sebaliknya, iman tanpa ilmu bagaikan lentera di tangan bayi. Tidak bisa terarah dan dimanfaatkan secara optimal,” kata Hendi pada Kegiatan Masa Ta’aruf Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Semarang, belum lama ini.

Menurutnya, saat ini mayoritas penduduk adalah generasi milenial dan generasi z yang mana juga menjadi usia pengguna internet tertinggi.

Karenanya dia menghimbau agar para mahasiswa menjadi pengguna internet yang bijak dengan tidak mudah mengunggah pesan provokatif, atau bahkan terpengaruh dengan konten hoaks.

Selain itu, Hendi kembali menyampaikan urgensi menyiapkan generasi muda untuk menghadapi bonus demografi menjelang Indonesia Emas 2045.

Bonus demografi ini nantinya yang digadang-gadang membuat Indonesia menjadi poros ekonomi dunia di samping India, Amerika, dan juga Tiongkok.

“Di tahun 2045, di masa keemasan Indonesia, sudah bukan era saya yang menjadi pemimpin. Tapi era teman-teman mahasiswa sekalian. Karena itu, kalau sekarang teman-teman kuliah di Unimus tidak sungguh-sungguh, maka sayang sekali. Anda harus yakin dan keyakinan ini harus saya sampaikan berulang-ulang sesuai dengan visi Presiden Jokowi,” katanya.

Menurut Wali Kota Semarang tersebut untuk mencapai Indonesia Emas 2045, ada tiga hal yang harus dipenuhi. Ketiga hal tersebut adalah pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5%, Ipoleksosbudhankam yang terus kondusif, dan generasi muda yang kompetitif.

Hendi berharap, mahasiswa Unimus ini dapat menjadi generasi penggerak untuk bisa membuat bangsa Indonesia semakin maju ke depan dan menjadi tokoh di tahun 2045.

“Syarat yang ketiga ada di tangan panjenengan. Sebagai pengguna terbanyak internet Anda harus saling mendukung, jadi generasi penggerak bukan penggertak. Contohnya, jika ada kenaikan BBM Anda ingin demo untuk menyampaikan pendapat, boleh silakan. Tapi tetap jaga ketertiban, jangan sampai terjadi huru-hara dan kericuhan. Jangan hanya menimba ilmu, tetapi keimanannya juga ditingkatkan, skillnya dikembangkan,” katanya.

Hery Priyono/mh