KUDUS (SUARABARU.ID) – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Kudus menggelar aksi unjuk di depan kantor DPRD Kabupaten Kudus, Selasa (30/8). Para mahasiswa menyuarakan tuntutan penolakan rencana kenaikan harga BBM bersubsidi.
Di bawah penjagaan ketat aparat kepolisian, massa menggelar serangkaian orasi dan membentangkan poster berisi tuntutan mereka. Tak lupa sejumlah atribut berupa bendera HMI juga dikibarkan para mahasiswa dalam aksinya.
Koordinator aksi, Muhammad Eko Prasetyo mengatakan, kebijakan rencana menaikkan harga BBM bersubsidi dinilai tidak tepat jika tidak disertai arah kebijakan yang jelas. Menurutnya, kenaikan harga BBM akan membuat rakyat kecil semakin susah.
“Kenaikan harga BBM akan membuat harga kebutuhan pokok ikut naik. Dan yang menjadi korban adalah masyarakat kecil,”katanya.
Senada, Ketua HMI Cabang Kudus, Muhaimin mengatakan alasan pemerintah berupa membengkaknya subsidi dinilai tidak bisa menjadi alasan untuk menaikkan harga BBM. Menurutnya, pemerintah semestinya bisa melakukan efisien anggaran di berbagai Kementerian untuk dialihkan ke subsidi BBM.
“Ada banyak proyek yang terkesan hanya menghambur-hamburkan anggaran. Sebaiknya itu diefisiensi agar bisa dialihkan ke subsidi BBM,”tandasnya.
Selain menolak rencana kenaikan harga BBM, mahasiswa juga menyampaikan tuntutan lainnya diantaranya menolak kenaikan tarif dasar listrik, dan meminta pemerintah agar memberantas mafia tambang dan migas di Indonesia.
Pihaknya menilai, rencana kebijakan tersebut berpotensi membuat masyarakat semakin sengsara, sehingga pemerintah dan DPR segera mengambil sikap dan mengevaluasi kebijakan yang bakal diaplikasikan, agar nantinya berdampak positif bagi masyarakat.
“Faktanya hari ini harga BBM terus naik, masyarakat semakin susah karena kebutuhan lain juga melonjak. Kami perlu ketegasan agar kebijakan yang diambil tidak semakin menyengsarakan rakyat,” tegasnya.
Aksi demo berlangsung kurang lebih satu jam di depan kantor DPRD Kudus. Sejumlah pengunjukrasa melakukan aksi dorong motor, membawa atribut poster dan boneka simbolis kekejaman pemerintah yang dirasakan rakyat.
Setelah sekian lama menggelar aksi, massa kemudian dipersilahkan masuk ke gedung DPRD. Mereka kemudian diterima oleh Ketua Komisi B Anis Hidayat dan Ketua Komisi D Ali Ikhsan.
Ali Bustomi