blank
PENGHIJAUAN - Sejumlah pelajar dari Jakarta beramai ramai melakukan penghijauan di kawasan abrasi Desa Kaliwlingi, Kecamatan Brebes. (Foto: Istimewa)

BREBES (SUARABARU.ID) – Banjir rob yang kerap terjadi di pesisir utara Brebes, Jawa Tengah, menjadi keprihatinan beberapa pihak, termasuk kalangan pelajar. Untuk meminimalisasi dampak perubahan iklim ini, para pelajar dari Jakarta beramai ramai melakukan penghijauan di kawasan abrasi Desa Kaliwlingi, Kecamatan Brebes.

Sedikitnya ada 3000 pohon yang ditanam di kawasan abrasi tersebut. Tujuannya untuk memagari kawasan di pesisir utara dengan hutan pantai. Sehingga bisa melindungi masyarakat bila terjadi air pasang.

Kegiatan penanaman mangrove ini dikoordinir oleh Indonesia Indah Foundation (IIF) dan aktivis lingkungan Carbon-X. Melalui program ‘Saya Pahlawan Lingkungan’, mereka mengajak dunia pendidikan untuk terlibat dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Dalam kegiatan ini, mereka mengajak 35 sekolah nasional di Jakarta.

Sekretaris dan Operasional Manager IIF, Lisa Joesman mengatakan, untuk memitigasi dampak penubahan iklim, program ini berkomitmen untuk menanam satu pohon mangrove per anak. Mitigasi perubahan iklim ini dimulai di Brebes dengan penanaman 3.000 pohon oleh para siswa. Dalam penanaman di Brebes ini, pelajar yang dilibatkan berasal dari TKN Papanggo, SDN Penjaringan 03, SMPN 12 Jakarta Utara, SMAN 111, dan SMKN 12 Jakarta Utara.

“Saat ini kita sedang menghadapi perubahan iklim di berbagai negara di belahan dunia. Kita mengajak mereka agar turut serta menjaga lingkungan dengan menghijaukan kawasan pantai. Dengan makin banyak hutan, sekaligus untuk mengumpulkan kembali oksigen untuk masa depan mereka,” terang Lisa, usai melakukan penanaman, Jumat (26/8/2022).

Ditegaskan Lisa, pengetahuan terkait perubahan iklim harus disampaikan kepada anak-anak muda. Hal ini agar mereka tahu dampak perubahan iklim yang tidak menutup kemungkinan akan terjadi lebih parah jika tidak segera diantisipasi.

“Saya percaya bahwa saat menerapkan program keterlibatan sosial, sangat penting untuk memiliki mitra dan tim yang tepat. Kami merasa Carbon-X dan IIF bersama-sama memilki semua hal yang diperlukan untuk membuat dampak yang berarti di lndonesia,” ungkap Lisa.

Terpisah, aktivis lingkungan Carbon-X, Stevanus Agustinus Sitor mentargetkan, dalam penanganan dampak perubahan iklim ini bisa menjangkau satu juta anak selama lima tahun ke depan. Karena selain bisa melindungi kawasan pantai, tanaman mangrove juga penyerap karbon yang sangat besar dan menyediakan habitat penting bagi ekosistem laut.

“Untuk tahap pertama, ditanam pohon pada bulan Agustus di Kabupaten Brebes yang telah mengalami degradasi mangrove dan erosi pantai. Carbon-X dan IIF berkomitmen untuk mendukung rencana restorasi mangrove Indonesia di masa depan,” ulasnya.

Sutrisno