blank
Penampilan sejumlah model tak biasa yang berpasangan dengan Ibundanya dalam Victoria Fashion Week di atas panggung bernuansa Bali yang digelar Dharma Wisesa Entertainment di BSB City Mijen Kota Semarang, Minggu (21/8/2022). Foto : Absa

SEMARANG (SUARABARU.ID) Dharma Wisesa Entertainment menampilkan model yang tak biasa, dalam gelaran Victoria Fashion Week di Bukit Semarang Baru (BSB) Kecamatan Mijen, Kota Semarang Minggu (21/8/2022).

Dalam gelaran tersebut ditampilkan 8 model tak biasa, yang tampil berpasangan bersama Ibundanya berlenggak-lenggok di atas panggung bernuansa Bali, memamerkan busana Eva Bridal & Make Up  dan batik karya Bebby Batik Art dengan koreografer Riny Sely.

“Kami memilih konsep fashion show ini karena unik ya. Selama ini belum ada fashion show-fashion show, yang menampilkan para model tampil berpasangan dengan Ibundanya yang bukan model, tapi memiliki berbagai macam profesi. Ada Ibundanya yang berprofesi sebagai Pengacara, Polwan, Wakil Rektor, Pengusaha dan macam-macam profesi-profesi lain,” jelas Putri Heppy Wakil Direktur Dharma Wisesa kepada SUARABARU.ID, didampingi Riny Sely usai pagelaran Victoria Fashion Week.

Tampilan model berpasangan dengan Ibundanya ini, lanjutnya, untuk menonjolkan kesan family atau kekeluargaan dalam sebuah lingkungan perumahan, sebab open house perumahan sangat pas dengan konsep family

“Karena ini kan open house perumahan ya, jadi kalau perumahan itu pas dengan konsep family. Jadi kita menghadirkan kesan yang family banget, Ibu dan Anak. Dan alhamdulilah berjalan dengan lancar,” ungkap sosok berhijab ini.

blank
Punggawa Dharma Wisesa Entertainment (dari kanan) Adiwati Ratna, Putri Happy dan Riny Sely tampil bersama Manajer Proyek Citraland BSB City Desaf usai gelaran Victoria Fashion Week di BSB City Mijen Kota Semarang, Minggu (21/8/2022). Foto : Absa

Bisa Menjadi Contoh yang Lain

Hevearita Gunaryanti Rahayu, Wakil Wali Kota Semarang berharap, kegiatan fashion show dengan tajuk Victoria Fashion Week dan menampilkan kearifan lokal batik tersebut, dapat menjadi contoh yang lainnya.

“Kita harapkan ini bisa menjadi contohlah untuk kegiatan-kegiatan property yang lain. Karena ini merupakan satu kolaborasi di sektor property dengan sektor UMKM. Sehingga satu pemberdayaan untuk menggali kearifan lokal, ini merupakan kegiatan yang sangat luar biasa,” ujar Mbak Ita, sapaan akrabnya.

Jadi ini memang harus didukung, lanjutnya, sebab satu karya membatik itu membutuhkan ketekunan terutama batik yang hand made atau batik tulis bukan batik printing dan karya batik yang digunakan saat ini merupakan batik hasil karya yang luar biasa dari Bebby Batik Art.

“In Syaa Allah Pemerintah Kota Semarang akan selalu mensupport. Kalau butuh permodalan, kita bisa memfasilitasi dengan perbankan, baik swasta ataupun perbankan pemerintah. Kalau yang sudah dengan melalui kredit wibawa, melalui Pemerintah Kota Semarang,” tutur Wakil Wali Kota Semarang.

Manajer Proyek Citraland BSB City Desaf menyampaikan, dengan mengangkat kearifan lokal batik dalam Victoria Fashion Week itu, karena dinilai batik di Kota Semarang sangat berpotensi untuk diangkat, sebab dengan pola gambar yang rumit dalam menggambar batik tulis terutamanya, dibutuhkan skill yang tinggi.

“Karena pola gambarnya yang besar-besar, tidak sembarang orang bisa memotong dan membikin pola, jadi pada saat peragawati menampilkan bisa menjadi satu kesatuan. Itu yang menarik,” tandasnya.

Absa