blank
Tsaniatus Shalihah, ketua FKKG, (tiga dari kiri) bersama narasumber dan panitia talkshow di atrium Java Mall.(foto:hm)

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Forum Kesetaraan dan Keadilan Gender (FKKG) Provinsi Jateng bekerja sama dengan ICSB (Indonesia Counsil for Small Business) Kota Semarang, Yayasan Anantaka dan Dinas Perempuan dan Anak Provinsi Jawa Tengah mengadakan Talkshow Literasi Keuangan untuk UMKM perempuan rentan di Kota Semarang pada Jumat (19/8/2022).

Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber Ketua Dekranasda Kota Semarang Krisseprtiana Hendrar Prihadi, Kaprodi D3 Manajemen Perusahaan USM, Citra Rizkiana, dan Owner Rorokenes Syanaz Nadia Winanto Putri.
Kegiatan dipandu oleh Shanty Rosalia dari UP Radio Semarang.

Menurut Ketua FKKG Jateng, Tsaniatus Shalihah, acara yang berlangsung di atrium Java Mall bertujuan memberikan informasi dan pemahaman bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM ) Perempuan Rentan dalam mengelola keuangan usaha dan rumah tangga.

Dia berharap, mereka bisa mengambil keputusan yang tepat tentang pengelolaan keuangan dan dapat menjadikan UMKM lebih berdaya.

”Peserta adalah UMKM dari dua kelurahan yang ditunjuk sebagai pilot project Kelurahan Ramah Perempuan Peduli Anak (KRPPA). Kedua kelurahan tersebut adalah Kelurahan Tanjungmas dan Kelurahan Petompon. Kedua kelurahan itu untuk mendukung salah satu indikator KRPPA yaitu meningkatnya kewirausahaan perempuan,” ujarnya.

Dia mengatakan, kegiatan tersebut juga didukung oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Semarang, Forum PUSPA dan Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI) Kota Semarang.

Dalam sambutannya,Kadin Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Jateng, Dra Retno Sudewi, Apt, MSi,MM mengatakan, total penduduk Jawa Tengah menurut data BPS, tahun 2021 adalah 37.227.604 jiwa.

Dari jumlah tersebut, katanya, penduduk laki-laki sebanyak 18.742.496 jiwa (50,35%) dan perempuan 18.153.892 jiwa (49,65%). Potensi jumlah perempuan sebagai sumber daya insani yang besar tersebut belum optimal, bahkan sebagian besar masih menjadi beban pembangunan.

”Dengan jumlah perempuan yang mengisi hampir setengah dari populasi Indonesia, kemajuan perempuan tentunya akan menjadi kemajuan bangsa sehingga perjuangan mencapainya menjadi kewajiban semua pihak pula.

Perempuan yang berdaya, memiliki daya ungkit yang besar dalam peningkatan kualitas hidup perempuan sehingga harapan terwujudnya SDM yang berkualitas dan berdaya saing dapat segera terealisasi,” kata Retno Sudewi.

Dia menambambahkan, baik perempuan maupun laki-laki harus mendorong peran perempuan dalam segala bentuk dan sektor pembangunan.

Semua pemangku kepentingan dan masyarakat luas memberikan perhatian dan pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan sesuai dengan arahan Presiden RI melalui lima agenda prioritas pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

”Kelima agenda tersebut adalah peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender, peningkatan peran ibu/keluarga dalam pendidikan dan pengasuhan anak, penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak, penurunan pekerja anak dan pencegahan perkawinan anak,” ungkapnya.

Dia mengatakan, tidak semua perempuan memiliki akses untuk belajar dan memperoleh informasi yang dibutuhkan, seperti tentang literasi keuangan, keterbatasan jaringan, pemasaran digital dan informasi UMKM. Beberapa kegiatan untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan di Jateng antara lain dengan Serat Kartini, (Sekolah Cerdas Perempuan Masa Kini), yaitu sekolah nonformal sebagai wadah pembelajaran bagi perempuan untuk mengembangkan kapasitas kepemimpinan, dan pemberdayaan ekonomi.

Dia berharap, talkshow yang diselenggarakan FKKG Jateng mendukung percepatan terwujudnya program unggulan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang dirumuskan dalam Renstra Tahun 2018 – 2023 terkait program prioritas pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan, serta dalam upaya memberikan pemahaman dan peningkatan kemampuan, komitmen lembaga masyarakat dalam menyelesaikan isu–isu gender yang terjadi di masyarakat.

Muhaimin