blank
Gus Muwafiq menyampaikan tausiyahnya dalam kegiatan pengajian Bulan Muharram, Jumat (19/8/2022), di Kantor Gubernur Jateng, Gradhika Bhakti Praja, Semarang. Foto: humas

SEMARANG (SUARABARU.ID)– KH Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq menegaskan, tanggung jawab menjaga persatuan harus dimiliki bangsa Indonesia. Agama jangan dijadikan alat pencabik persatuan.

Ungkapan itu disampaikannya, saat memberikan tausyiah dalam acara Pengajian Peringatan Muharram 1444 H/2022 di Gradhika Bhakti Praja, Jumat (19/8/2022). Gus Muwafiq menyatakan, di tengah krisis yang melanda dunia, persatuan menjadi tanggung jawab bersama untuk dijaga.

”Kebaikan manusia yang kita cita-citakan akan habis, kebaikan agama budaya dan peradaban juga akan hilang. Kalau tidak tercipta perdamaian, tidak ada keamanan bangsa dan negara. Itu kuncinya,” ujarnya.

BACA JUGA: Kepala Bagian Umum Kemenkumham Jateng Raih Penghargaan Karya Dhika Madya

Gus Muwafiq juga menyampaikan, para pendiri bangsa tidak mudah dalam membentuk konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurutnya, dasar-dasar negara yang hingga kini dijaga penuh dengan nilai-nilai Islam.

”Maka, agama dijadikan landasan persatuan. Konsepnya dijaga betul, bahkan bila perlu dibiayai untuk membangun persatuan,” ungkapnya.

Gus Muwafiq mencontohkan adanya halal bi halal setelah Idul Fitri. Untuk kegiatan itu, hampir seluruh komponen masyarakat membiayai, agar orang tetap bersatu setelah puasa.

BACA JUGA: Ikuti Lapak Ganjar, UMKM Hidroponik di Desa Bojong Berkembang Pesat

”Itu biaya. manggil sound biaya, makan biaya, tenda biaya. Tapi demi persatuan, dibiayai. Bahkan pergi haji dibiayai dengan walimatul syafar, kumpul semua. Makanya santri itu kalau pun nggak masak tetap makan, karena dibiayai. Itu bukti dan tidak ditemukan di negara lain,” ujar Gus Muwafiq, yang membuat Ganjar tertawa.

Orang yang tidak suka dengan konsep persatuan di Indonesia, imbuh Gus Muwafiq, mereka akan jadi sebab perpecahan. ”Ini kehidupan persatuan dalam agama. Jadi jangan jadikan agama sebagai alat pemecah belah persatuan,” tegasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang ditemui usai acara mengungkapkan, tausyiah dari Gus Muwafiq adalah gambaran besar kekhasan Indonesia, yang punya ragam cara untuk bersatu.

BACA JUGA: 6 Pelaku Judi Online Terbesar di Purbalingga Ditangkap Polisi

”Tentu dengan kulturnya, dengan nilai-nilainya, dan itu dibiayai tanpa sadar. Orang mau pengajian, datang berbondong-bondong, maka kemudian menggerakkan semuanya,” jelasnya.

Ganjar menyebutkan, kekuatan masyarakat dengan adat dan budayanya masing-masing, menjadi pondasi dalam menjaga persatuan. Mantan anggota DPR RI itu menegaskan, harus ada yang menginisiasi terus menerus, tidak pernah berhenti dan saling mengingatkan.

”Di situlah kemudian orang akan saling memahami, mengerti, untuk tidak menyakiti. Itu nilai persatuan yang menurut saya secara kultural, seperti yang tadi beliau sampaikan. Bagus banget,” tegasnya.

Riyan