blank
Pembukaan pelatihan dan workshop pembuatan batik dengan peserta penyandang difabel di Grobgan. Foto: Tyaning Wiedya

Para penyandang difabel peserta pelatihan dengan tekun mengikuti paparan materi teori yang diajarkan oleh Wati sebelum praktik membuat batik langsung.

“Rupanya untuk membuat kerajinan batik ini mempunyai proses yang sangat lama, karena harus membuat pola, kemudian membatik dengan menggunakan lilin dan canting,” ujar seorang peserta.

Tidak cukup sampai di situ, sesudahnya kain harus dijemur hingga benar-benar kering, setelah itu baru dilakukan proses pencucian dan kembali dijemur hingga kering.

Menurut, Wati menerangkan batik yang bagus adalah corak warnanya juga terlihat bagus. “Jadi sebenarnya teorinya mudah, hanya saja prosesnya sangat lama untuk membuat batik. Kalau panasnya cetar, bisa sampai dua hari jadi. Ini pengalaman pertama buat saya melatih para difabel dan harapannya ke depan mereka bisa menjadi lebih mandiri,” ujar Wati.

Tyaning Wiedya