“Kami dari Disporabudpar Grobogan tentunya sangat bangga dengan adanya kegiatan ini. Mereka para peserta ini masih muda dan harapan kami dengan keterampilan yang mereka dapatkan ini bisa membawa mereka kepada kemandirian,” ujar Ngadino.

Ngadino juga berharap, dengan pelatihan membuat batik ini juga diharapkan bisa mengajarkan para peserta workshop ini untuk melestarikan budaya Indonesia. Pasalnya, batik adalah salah satu aset budaya Indonesia yang harus turun temurun untuk dilestarikan.

Sebanyak 50 penyandang difabel di Kabupaten Grobogan ini terlihat mengamati secara detail penjelasan Wati dari PKBM Basmalah, yang menjadi pembicara dalam kegiatan tersebut.