blank
Mahasiswa UGM selama 50 hari melaksanakan KKN di Desa Pejengkolan dan Balingasal, Kecamatan Padureso, Kebumen.(Foto:SB/KKN UGM.

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Sebanyak 29 mahasiswa UGM sejak 25 Juni-13 Agustus ini melakukan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada (KKN-PPM UGM) di Kecamatatan Padureso.

15 mahasiswa melaksanakan KKN di Desa Pejengkolan. Sedangkan 14 mahasiswa lainnya melakukan KKN di Desa Balingasal. Dua desa itu berada di bagian bawah kawasan Waduk Wadaslintang di perbatasan Kebumen-Wonosobo.

Banyak program kerja pemberdayaan digagas mahasiswa atas ide bersama warga dan perangkat desa. Seperti di Desa Pejengkoala, warga dan mahasiswa KKN UGM ini tengah merumuskan dan ingin menyulap desa di tepi bendung itu menjadi kawasan UMKM Center yang modern.

Bahkan waraga juga bercita-cita membangun kawasan taman wisata yang menantang, berikut ada arena motocross dan camping ground yang memadukan keasrian alam berikut keindahan perbukitan dan panorama alam sekitarnya.

blank
Mahasiswa KKN UGM menyusun visualisasi master plane Pejengkolan UMKM Center atas usulan warga.(Foto:SB/KKN UGM)

Menurut penuturan Ghozi Aliy Mukhtar Al Kholafi, mahasiswa semester VII Prodi Arsitektur UGM, program KKN-PPM UGM ini bertujuan menumbuhkan empati dan kepedulian mahasiswa terhadap permasalahan pembangunan di masyarakat sehingga dapat mendukung terwujudnya pembangunan berkelanjutan sesuai tujuan SDGs, ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Desa Bisa Optimalkan Semua Potensi

Ghozi menyatakan, pembangunan yang bersifat bottom-up dinilai cukup mampu mewakili berbagai aspirasi masyarakat. Dengan sistem pembangunan bottom-up atau dari bawah, desa sebagai unit terkecil suatu wilayah memiliki kesempatan seluas-luasnya untuk mengeksplor dan mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.

“Pengoptimalan potensi lokal dapat dijadikan salah satu strategi pembangunan desa yang nantinya juga dapat berkontribusi dalam pembangunan nasional. Melalui program KKN di Desa Pejengkolan dan Balengasal, Kecamatan Padureso, kami ingin bersama warga memajukan desa,”imbuh Ghozi, mahasiswa asal Gombong itu.

Dia bersama para mahsiswa UGM lainnya mengakui, setelah sekitar 50 hari melaksanakan KKN, respons warga Pejengkolan dan Balingasal positif.

Secara garis besar masyarakat terbantu dengan adanya pelaksanaan program kerja mahasiswa, seperti pelatihan pembuatan ecoprint atau pembuatan kain batik dari daun.

blank
Mahasiswa KKN UGM berfoto bersama perangkat desa Pejengkolan, Kecamatan Padureso Kebumen.(Foto:SB/KKN UGM)

Kemudian virgin coconut oil (VCO) atau pembuatan minyak kelapa yang diekstraksi dan bermanfaat bagi kesehatan. VCO dibuat dengan kopra, atau daging kelapa .

Selajutnya ada edukasi merek dagang dan branding produk, pembuatan kompos, sosialisasi budidaya jamur, sosialisasi pertanian berkelanjutan, edukasi mitigasi bencana, vaksin pmk, pencatatan sipil dan pendataan KIA.

Bahkan ada pemaparan masterplan kawasan wisata terpadu berikut visualisasi gambar tentang masa depan Desa Pejengkolan. Menurut Ghozi, pada Desa Pajengkolan terdapat sebuah waduk yang dapat dikembangkan menjadi tempat pariwisata.

Saatnya Wujudkan Mimpi Warga Desa

Pada kedua desa, masyarakat desa masih memiliki kebiasaan untuk menggunakan plastik dan tidak menerapkan sistem 3R atau Reduce (Mengurangi), Reuse (Menggunakan ulang), dan Recycle(Daur ulang) sehingga terjadinya penimbunan sampah plastik yang dapat merugikan lingkungan.

Pada sektor ekonomi,sebagian warga telah memiliki UMKM atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah namun belum optimal. Seperti contohnya pemasaran hasil pertanian kelapa yang kurang. Selain itu, sampah plastik dapat dikumpulkan dan dijual untuk menjadi salah satu pendapatan warga.

Maka Tim KKN-PPM Padureso ini menyusun program -program kerja yang dapat meningkatkan ketiga sektor tersebut pada desa Pejengkolan dan Balingasal.

Ya, mahasiswa KKN UGM ini memiliki potensi SDM. Warga Desa Pejengkolan dan Balingasal Padureso di Kebumen utara mempunyai potensi lokal yang butuh dukungan.

Termasuk perlu dukungan dana maupun niat politik memajukan desa melalui kolaborasi dan sinergi banyak pihak. Saatnya mewujudkan mimpi warga Pejengkolan memiliki UMKM Center modern, tempat wisata asri, berikut arena motocross dan camping ground. Semoga bisa terwujud.

Komper Wardopo