blank
Wisata jeglong sewu di Dukuh Punen Desa Kedungsari Kudus. Foto:Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – Selalu ada cara bagi warga untuk melakukan protes akibat jalan rusak. Seperti halnya yang dilakukan warga Dukuh Punen, Desa Kedungsari, mereka memasang spanduk ‘wisata jeglongan sewu’ di gapura masuk desa.

Aksi warga ini dilakukan lantaran kesal karena ruas jalan di lingkungan mereka rusak parah. Sudah belasan tahun ruas jalan tersebut tak kunjung diperbaiki.

“Rusak sudah lama, dan membahayakan pengendara motor. Apalagi kalau musim hujan, banyak pengendara motor yang jatuh,”ujar Rukayah, seorang warga yang ditemui awak media di lokasi, Selasa (9/8).

blank
Nampak jalan Punen Desa Kedungsari yang rusak parah. Foto:Ali Bustomi

Sementara, Ketua RW 9, Suhartoyo mengatakan dirinya tidak tahu menahu adanya spanduk ‘wisata jeglongan sewu’ yang terpasang di gapura masuk desa.

Menurutnya, spanduk tersebut terpasang pada malam hari dan dilakukan oleh warga tanpa sepengetahuan dirinya.

“Saya tahunya ya pagi ini. Dan siapa yang masang juga tidak tahu,”katanya.

Namun demikian, Suhartoyo memaklumi aksi tersebut mungkin dipicu rasa kesal warga lantaran rusaknya ruas jalan di lingkungannya.

“Ya mungkin ini semacam protes secara halus,”paparnya.

Suhartoyo menambahkan, kerusakan jalan di Dukuh Punen RW 9 terjadi sepanjang sekitar 1 km. Ruas jalan tersebut terakhir kali diperbaiki sekitar 10 tahun lalu.

Ruas jalan yang rusak tersebut berstatus jalan kabupaten yang kewenangan perbaikannya berada di Dinas PUPR.

Pihak warga sebenarnya sudah mengajukan permohonan agar ruas jalan tersebut segera diperbaiki.

“Informasinya dari Pemdes sudah dianggarkan dan sudah disahkan. Tapi kok sampai sekarang belum dikerjakan,”tandasnya.

Terpisah, Kepala Dinas PUPR Arif Budi Siswanto saat dikonfirmasi mengaku belum tahu menahu atas kejadian tersebut.

Dirinya juga belum mengecek apakah jalan tersebut berstatus jalan kabupaten atau jalan desa.

“Belum tahu, nanti saya cek dulu,”ujarnya.

Ali Bustomi