SURAKARTA (SUARABARU.ID) – Dua kirab pusaka mewarnai kota Surakarta. Menyusul langkah Karaton Surakarta Hadiningrat dan Puro Mangkunegaran menggelar Hajad Dalem Kirab Malem 1 Sura Tahun Ehe 1956/2022 Masehi..
“Kirab Pusaka Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat berlangsung hari ini mulai pukul 24.00 WIB. Sedangkan Kirab Pusaka Puro Mangkunegaran berlangsung pada hari sama namun dimulai jam 19.00 WIB,”terang Pangarso Parentah Karaton Surakarta Hadiningrat KGPH Adipati Drs Dipokusumo MSi dan Plt. Pengageng Kantor Pariwisata Puro Mangkunegaran MNg. Joko Pramudyo ketika dihubungi terpisah, Jumat (29/7/2022).
Pantauan Suarabaru.id di Puro Mangkunegaran Surakarta mengungkapkan, kirab pusaka dimulai ketika Sampeyan Ingkang Jumeneng (SIJ) KGPAA Mangkoenagoro X memberikan perintah pada pukul 19.00 WIB. Iring iringan kirab dipimpin KRMH.
Roy Rahajasa Yamin sebagai cucuk lampah, diikuti keluarga, kerabat, dan abdi dalem Mangkunegaran, tamu undangan, serta masyarakat umum terlihat bergerak meninggalkan Puro Mangkunegaran.
Peserta kirab juga mengusung sejumlah pusaka diantaranya berupa tombak akan menapaki rute sejauh satu kilometer. Dimulai dari gerbang utama Puro Mangkunegaran di Jalan Ronggowarsito, berbelok ke kanan ke Jalan Kartini, Jalan R.M. Said, Jalan Teuku Umar, dan kembali ke Puro Mangkunegaran. Pada yang dilalui, ribuan warga masyarakat terlihat menonton pelaksanaan kirab pusaka
Plt. Pengageng Kantor Pariwisata Puro Mangkunegaran MNg. Joko Pramudyo mengatakan, selama prosesi Kirab Pusaka Dalem, peserta tidak diperbolehkan memakai alas kaki dan berbicara. Paugeran dimaksud bermakna bahwa manusia selalu berhubungan dengan bumi dan manembah (berbakti atau mengabdi) kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dalam keadaan suci.
“Ini juga sebagai bentuk penguasaan diri agar tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain. Seusai pelaksanaan Kirab Pusaka Dalem, kegiatan dilanjutkan prosesi semedi di Pendapa Agung dan Paringgitan Puro Mangkunegaran hingga Sabtu, 30 Juli 2022 / 1 Sura dini hari,” kata MNg Joko Pramudyo.
“Mereka yang mengikuti Kirab Pusaka Dalem dan prosesi semedi wajib mengenakan ageman jawi jangkep dasar cemeng (hitam) Dhuwungan bagi laki-laki dan ageman jawi nyampingan ukel tradisi Jawa cunduk penyu bagi perempuan. Selain Pangeran dan Bupati Sepuh tidak diperkenankan mengenakan batik motif parang, motif lereng, dan pakaian berbahan beludru,” terangnya
Berjubel
Masyarakat dari berbagai daerah terlihat berjubel di halaman Kemandungan Karaton Surakarta dan Alun Alun Utara mulai sekitar jam 22.00 WIB. Selain itu ribuan masyarakat memadati sisi kiri dan kanan jalan yang akan dilewati peserta kirab pusaka.