blank
Bupati Pacitan Indrata Nur Bayu Aji (memegang bendera biru), ikut tampil memberikan penilaian pada Kontes Kambing PE Tahun 2022. Kontes diikuti oleh para peternak dari tiga provinsi, yakni Jatim, Jateng dan DI Yogyakarta.(Dok.Prokopim Pacitan)

PACITAN (SUARABARU.ID) – Kontes kambing Peranakan Etawa (PE) Ras Kaligesing Tahun 2022, berlangsung Minggu (31/7) di Lapangan Desa Ketepung, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, Jatim.

Diikuti oleh para peternak kambing dan domba dari tiga wilayah provinsi di Pulau Jawa. Yakni Provinsi Jatim, Jateng dan dari Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta.

Prokopim Pemkab Pacitan, mengabarkan, kontes ini awalnya untuk wilayah Karesidenan Madiun, Jatim. Tapi kemudian berubah menjadi kontes terbuka, karena antusiasme peserta yang datang dari berbagai  daerah di luar Jatim.

Selain dari kabupaten-kabupaten se-Karesidenan Madiun, Jatim, peserta luar daerah yang turut ambil bagian datang dari Kabupaten Kediri, Trenggalek, Malang, Nganjuk dan Pasuruan. Dari wilayah Wonogiri, Solo, Klaten, Magelang dan Wonosobo (Jateng), berikut sejumlah peternak kambing dari Provinsi DI Yogyakarta.

“Saya sangat mengapresiasi atas tersenggelaranya kontes kambing ini,” tegas Bupati Pacitan Indrata Nur Bayu Aji. Orang pertama di Kabupaten Pacitan ini, berharap, melaluievent ini akan mematik kebangkitkan perekonomian masyarakat, agar makin meningkat dan berkembang.

Kontes kambing yang diselenggarakan oleh Paguyuban Peternak Kambing Pacitan ini, mempertandingkan berbagai kategori. Yakni Kelas E betina, Kelas E jantan, Kelas D betina, Kelas D jantan, Kelas C betina, Kelas C jantan, Kelas B jantan dan Kelas A jantan.

Khusus Kelas E betina, selain masuk dalam kategori kejuaraan resmi, juga masuk dalam nomor kejuaraan khusus dengan hadiah dari Bupati Pacitan. Yang penilaiannya dilakukan langsung menurut versi Bupati dan rombongan.

Rp 22 Triliun

Menurut perwakilan dari Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) Dokter Hewan (drh) Haryo, kontes ini merupakan penantian panjang dari para pecinta kambing domba. Setelah sebelumnya beberapa kali mengalami penundaan, akibat wabah Penyakit Mulut Kuku (PMK).

Kata drh Haryo, ada beberapa tujuan orang memelihara kambing domba. Yakni untuk tujuan penggemukan, diperah susunya, untuk multi guna, atau untuk hewan kesayangan. ”Dan yang kita laksanakan kali ini, adalah kambing domba untuk seni kontes,” jelasnya.

Kambing domba, menurut Haryo, memiliki prospek yang besar untuk membangkitkan perekonomian masyarakat. Nilai kontribusinya dalam perekonomian nasional, tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebab, dalam satu musim perayaan Idul Adha saja, Indonesia memerlukan hewan kurban bernilai kurang lebih Rp 69 triliun. ”Dari jumlah itu, Rp 22 triliun diantaranya dari potensi kambing dan domba,” ujar Haryo.

Kambing Etawa adalah kambing jenis unggul dari India yang juga disebut Kambing Jamnapari. Tinggi kambing jantan berkisar antara 90-127 CM, yang betina 92 CM. Bobot jantan bisa mencapai 91 Kg, sedangkan betina mencapai 63 Kg.

Memiliki daun telinga panjang dan terkulai ke bawah yang populer disebut koploh. Dahi dan hidungnya cembung, bertanduk pendek dan mampu menghasilkan susu tiga liter per hari.

Keturunan silangan (hibrida) Kambing Etawa dengan kambing lokal di Tanah Air, dikenal sebagai Kambing Peranakan Etawa (PE), yang memiliki postur tubuh hampir sama dengan Etawa, namun lebih adaptif terhadap lingkungan lokal dan kondisi iklim Indonesia.

Bambang Pur