Budayawan tersebut juga memberikan pernyataannya tentang revolusi mental yang digerakkan secara massif oleh Presiden Joko Widodo.

Kalau berbicara tentang revolusi mental, kata Rom Benny, ini adalah gerakan untuk menciptakan manusia baru, putih, dan dengan semangat menyala-nyala mengokohkan daya saing.

Bicara revolusi mental, membangun karakter manusia yang tidak lagi kolonial, tetapi memiliki semangat, kesadaran habituasi, gugus insting cara berpikir dan bertindak.

“Etos kerja berdasarkan pada Pancasila, sehingga manusia Indonesia tidak lagi gila jabatan, tetapi merdeka, berjiwa revolusioner dan mampu membuat daya saing,” ujar pakar komunikasi politik tersebut.

Salah satu pendiri Setara Insititue ini semakin menjelaskan kembali korelasi antara air dan api dengan revolusi mental.

“Esensi revolusi mental adalah air dan api. Bergerak seperti air dan api, dari tinggi ke rendah, rendah hati, bersinergi, jujur, mampu melakukan penyesuaian dan adaptasi. Menembus masyarakat, tidak menimbulkan polemik, dan mampu menjawab fenomena. Memiliki cahaya bersinar, melenyapkan keburukan dan angkara murka, serta membakar maksud buruk dan meninggalkan yang baik, untuk mengalir lagi,” jelasnya.

Dalam penutupnya, Benny pun memberikan sebuah puisi pendek.

Air yang mengalir
Air yang mengubah
Air yang menembus batas
Memberikan kehidupan baru

I Gede Wenten pun menuturkan tentang air yang merupakan hal penting bagi kehidupan. Lewat IGW Groundwater Springs, dia menyampaikan bagaimana air dapat dilestarikan bagi kehidupan masyarakat Indonesia.