blank
Dwik Tunggak (Foto: DT)

JEPARA (SUARABARU.ID) – Patung Puisi Sang Ikan karya seniman patung master pematung Dwik Tunggak dari Sanggar Seni Diana Tunggak hadir berkolaborasi dengan PT. Bioindustri dalam kegiatan workshop di Fakultas Sains dan Teknologi Unisnu Jepara (26/7-2022).

blank
Puisi Sang Ikan (Foto: DT)

Puisi Sang Ikan mengambarkan kehidupan ikan di perairan Jepara. Penggambaran ini disampaikan oleh Dwik Tunggak sebagai seniman patung Jepara ketika ia memutuskan untuk membuat patung ikan cucut. “Ikan cucut hidup di perairan Jepara. Ikan ini dikonsumsi oleh masyarakat Jepara,” deskripsinya.

blank
Mahasiswa memahat (Foto: DT)

Patung ikan ada 20 duri dengan masing-masing sisinya ada 10 duri. Menurut sang master pematung Dwik Tunggak, angka 20 ini merepresentasikan 20 aksara Jawa. “Jadi ikan ini hidup di perairan laut Jawa,” paparnya.

blank
Master pematung Dwik Tunggak menjelaskan makna seni patung (Foto: DT)

Sementara, posisi ikan dengan mulut di bawah menandakan bahwa ikan cucut mulutnya menancap di bebatuan. “Ikan cucut hidup bebas di perairan. Ikan ini cerdas dan memiliki daya penciuman yang tajam,” pungkas Dwik Tunggak.

blank
Memahat bersama (Foto: DT)

Selain pemaparan tentang puisi sang ikan disampaikan, Dwik Tunggak memberikan kesempatan ke[ada mahasiswa dan pengunjung untuk memahat. Setelah pahatan sudah jadi, proses selanjutnya adalah dibakar. “Tujuannya agar halus dan tidak ada serpihan kayu yang tersisa di patung. Sehingga tidak melukai tangan. Selain itu, coretan pahatan lebih terlihat dan terkesan etnik setelah diamplas dan diberi warna,” terangnya.

blank
Keluarga Sanggar Seni Diana Tunggak (Foto: mhswa)

ua