blank
Wakil Gubernur jateng, Taj Yasin Maimoen, dan Mission Director USAID Indonesia, Jeffrey P. Cohen, memberikan keterangan pers usai pertemuan membahas program pemenuhan air minum dan sanitasi di Jateng.

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bekerjasama lebih serius dengan United States Agency for International Development (USAID) Indonesia untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi aman, bagi masyarakat.

Hal itu ditandai dengan pertemuan antara Mission Director USAID Indonesia, Jeffrey P. Cohen dengan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen di ruang rapat wagub, Selasa (26/7/2022).

Dalam pertemuan tersebut, Jeffrey memperkenalkan platform USAID, Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene (IUWASH TANGGUH). Disebutkan, proyek lima tahun yang dimulai pada awal April 2022 untuk membantu Pemerintah Indonesia meningkatkan akses ke layanan air bersih dan sanitasi.

Selain itu juga untuk mengatasi risiko terkait iklim, seperti banjir dan kekeringan, serta membantu pemerintah daerah dalam memastikan data resiko dan langkah respon dalam pendekatan utilitas pasokan air dan pengelolaan sumber daya air.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menyebutkan terdapat delapan kabupaten/kota yang menjadi target untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan institusi untuk melakukan pengelolaan terhadap air aman konsumsi.

Delapan wilayah tersebut yakni, kota yaitu Kota Surakarta, Kota Salatiga, Kota Magelang, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Sragen, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Temanggung.

“(Wilayah) Ini masih menunggu ketentuan Bappenas. Kita masih menunggu keputusan resmi. Tadi dalam pembicaraan, sejak kunjungan ini, Usaid (IUWASH Tangguh) berkantor di Surakarta. Nanti (lain waktu) kita bisa perdalam lagi. Kami berharap program yang usaid dengan pemerintah indonesia khususnya di jateng dengan lembaga, berharapnya bisa segera terealisasi,” kata Taj Yasin.

Taj Yasin menjelaskan pada tahun 2021, capaian pemenuhan air minum di perkotaan mencapai 90,15 persen sedangkan di perdesaan mencapai 83,42 persen. Sementara untuk pengelolaan sanitasi air limbah domestik mencapai 88,67 pada tahun 2021.

Tak hanya itu, wagub juga memaparkan untuk program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi berbasis Masyarakat (Pamsimas) tercatat 5.114 desa dari 8.559 desa yang ada.

Lebih jauh, dia meminta agar program peningkatan kapasitas masyarakat dan institusi pengelola air dapat dioptimalkan. Menurutnya, pemberian wawasan dan pemahaman mengenai akses air aman konsumsi sangat penting sebagai salah satu aspek penunjang kehidupan layak.

“Kita sampaikan ke USAID, bahwa (program) di Jateng saat ini juga menjadi salah satu target pemenuhan air bersih atau air minum yang dibutuhkan masyarakat. Itu semua bukan hanya penyediaan saja akan tetapi kami sampaikan juga, nanti (kita) memberikan materi, wawasan untuk menjaganya,” tandasnya.

Mission Director USAID Indonesia, Jeffrey P. Cohen, saat wawancara mengatakan Amerika Serikat melalui USAID sangat gembira dapat mendukung pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dalam mencapai tujuan pembangunan.

Dia menjelaskan, saat ini USAID telah bekerjasama dengan pemerintah dan berbagai mitra di Indonesia untuk membantu perawatan pasien TBC. Selain itu juga membantu mahasiswa Indonesia mendapatkan akses pendidikan perguruan tinggi di Amerika.

“(Saat ini, kerjasama) Meningkatkan pengelolaan sampah, mengurangi polusi plastik, serta memperluas akses layanan air sanitasi aman. Meningkatkan kehidupan masyarakat di seluruh provinsi,” kata Jeffrey.

Menambahkan, Kepala Tim IUWASH TANGGUH, Alifah Lestari mengatakan pihaknya akan fokus bekerja pada peningkatan kapasitas masyarakat. Masyarakat, lanjutnya, akan dibekali dengan wawasan untuk menumbuhkan kesadaran agar mau mendapatkan akses air minum dan sanitasi yang aman.

“Fokusnya peningkatan kapasitas, pdam maupun operator air limbah maupun masyarakat untuk mereka bisa mendapatkan akses air minum dan sanitasi aman,” katanya.

(hery priyono)