blank
Pondok Pesantren Islam Baitussalam gandeng Densus 88 Polri dan Pemkot Semarang deklarasi tolak terorisme. Foto: Humas

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Dalam upaya memperkuat wawasan kebangsaan dan mencegah paham radikal, Densus 88 Antiteror Polri menggelar Seminar Kebangsaan dengan tema “Meningkatkan Ukhuwah Islamiah di Lingkungan Pondok Pesantren untuk Melawan Pemahaman Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme”

Acara digelar di Aula Pondok Pesantren Islam Baitussalam, Wonolopo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah pada Rabu (12/2/2025).

Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Muhammad Syahduddi melalui Kasat Binmas AKBP Ana Maria Retnowati menjelaskan, seminar ini menggandeng Pondok Pesantren Islam Baitussalam Mijen Kota Semarang sebagai mitra strategis dalam program deradikalisasi.

Pesantren diharapkan berperan aktif sebagai benteng ideologi yang mendukung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Dalam memperkuat sinergitas Polri dengan potensi masyarakat (Potmas), juga perlu dilakukan optimalisasi peran dan fungsi Polri dalam menghadapi ancaman terhadap keamanan dan keselamatan masyarakat, sehingga dapat membantu memperkuat Ideologi Pancasila dan meningkatkan keamanan dan keselamatan masyarakat,” terangnya.

Hadir dalam kegiatan Ketua Tim Pencegahan Densus 88, AKBP Goentoro Wisnoe, Joko Hartono, Kepala Kesbangpol Kota Semarang, Kapten Jamal Pasi Intel Kodim 0733/Kota Semarang, serta Kiyai Musthofa Pembina Yayasan Pondok Pesantren Baitussalam Mijen Kota Semarang. Kegiatan seminar ini diikuti para pengajar perwakilan dari masing-masing sekolah se Kota Semarang.

Plt Kepala Kesbangpol Kota Semarang, Joko Hartono menjelaskan, Pancasila sebagai Ideologi Negara Republik Indonesia memegang peranan penting dalam mencapai keadilan kemakmuran bangsa Negara Indonesia.

Sementara itu perwakilan Densus 88 AT Polri menyampaikan pentingnya peran ponpes dalam melawan radikalisme dan teroris serta berharap para santri dapat menjadi duta perubahan yang memahami ideologi yang berkembang di masyarakat dan dapat menanggulangi paham radikalisme dan terorisme dengan bijak

Selain itu juga memaparkan sejarah terorisme di Indonesia, peran radikalisme dalam mengancam stabilitas negara, dan langkah-langkah pencegahan. Ia juga menegaskan pentingnya peran masyarakat, termasuk pesantren, dalam mendeteksi potensi ancaman di lingkungannya.

Dalam kesempatan yang sama, H Muhtasit, Kepala Kantor Kemenag Kota Semarang menekankan bagaimana pentingnya berbicara pemantapan Ideologi Pancasila kepada Kepala Madrasah dan pengasuh Pondok Pesantren Baitussalam Mijen Kota Semarang dengan tujuan untuk memperkuat dan mengembangkan nilai nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.

“Dengan mengembangkan Ideologi Pancasila kita dapat mencapai keadilan dan kemakmuran yang lebih merata dan berkelanjutan,” ujarnya.

Lain halnya dengan Ustadz Hadi Masykur (tokoh jamaah Islamiyah). Dirinya berbagi pengalaman dan mengajak peserta untuk menjadikan perbedaan merupakan sebuah keniscayaan, yang artinya adalah salah satu prinsip penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan inklusif

Deklarasi bersama tersebut berbunyi,  “Kami Pondok Pesantren se-Kota Semarang yang ber-Ideologi Pancasila, berjanji menolak keras masuknya paham intoleran, radikalisme, ektremisme dan terorisme NKRI Harga Mati!”

Seminar ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman para pengajar dan masyarakat tentang bahaya radikalisme, serta memperkuat peran pesantren dalam menjaga persatuan bangsa.

Ning S