blank
Mas Liluk (tengah), menjadi dosen tamu di Kampus Unwahas, Jalan Mwenoreh Tengah, Sampangan, Semarang. Foto: unwahas

SEMARANG (SUARABARU.ID)– General Manajer PSIS Semarang, Wahyoe Winarto, menjadi dosen tamu bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Wahid Hasyim (Unwahas), yang ada di Jalan Menoreh Tengah, Sampangan, Semarang, Selasa (19/7/2022).

Pria yang akrab dipanggil Mas Liluk itu menggantikan CEO PSIS, Yoyok AS Sukawijaya, yang hari itu berhalangan hadir. Dipandu Ketua Jurusan Ilmu Politik Muhammad Nuh, Mas Liluk menyampaikan materi ‘Sepakbola untuk Nasionalisme’. Hadir pada kesempatan itu, Ketua Jurusan Hubungan Internasional Ismiatun, dan para dosen Unwahas.

Dekan FISIP Unwahas, Agus Riyanto, saat membuka kuliah dosen tamu itu menyampaikan, pihaknya sudah lama menjalin kerja sama dengan anggota DPR RI Yoyok AS Sukawijaya. Sebagai anggota dewan Dapil Kota Semarang, pengalaman yang dimilikinya sangat bermanfaat bagi para mahasiswa yang tengah belajar Prodi Ilmu Politik.

BACA JUGA: Ribuan ASN Antar Jenazah Sekda Kota Tegal Johardi ke Pemakaman

”Materi sepak bola kalau dipelajari secara ilmiah juga menarik. Apalagi antara sepak bola dan politik sama-sama melibatkan massa. Bedanya, yang satu melibatkan banyak orang menjadi suporter dalam sebuah pertandingan, yang satu menjadi pemilih dalam pemungutan suara,” katanya.

Sementara itu, Mas Liluk yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Semarang itu mengakui, mengelola sepak bola sekaligus menjadi anggota dewan, sangat unik.

”Saya bersama Mas Yoyok Sukawi mengelola PSIS sejak 2003 hingga sekarang. Kalau PSIS menang, manajernya tidak disebut-sebut. Tetapi kalau timnya kalah, maka dimarahi dan disumpah serapahi,” ungkapnya sambal tertawa.

BACA JUGA: Kemenkumham Jateng Gelar Diseminasi Layanan Kewarganegaraan

Menurutnya, mengelola klub sepak bola tidak sesederhana yang dibayangkan banyak orang. Mulai dari merekrut hingga membina pemain, sampai menjadi profesional dalam berbagai posisi.

Belum lagi mengelola suporter fanatik yang jumlahnya mencapai ribuan orang. Mereka tergabung dalam Panser Biru dan Snex.

Menanggapi permintaan agar PSIS mengurangi pemain asing dan lebih mengutamakan pemain lokal, Mas Liluk mengakui hal itu menjadi tuntutan dalam industri bola.

”Sepakbola sudah mengarah ke era industri, apalagi bila masuk Liga 1, maka rekruitmen pemain asing tidak bisa dihindarkan. Tetapi kadang-kadang merekrut pemain lokal yang harganya lebih mahal dari pemain asing juga ada,” ungkap dia.

Riyan