JEPARA (SUARABARU.ID)- Tokoh besar dalam sejarah Nusantara yang lahir di Jepara salah satunya adalah Pati Unus. Tokoh yang sangat populer di kalangan penulis sejarah Portugis ini justru jejaknya samar dalam sumber sejarah pribumi.
Keberanian Adipati bin Yunus, atau yang lebih dikenal sebagai Pati Unus menyerang ke Malaka terekam dengan sangat baik dalam catatan Tome Pires. Musafir asal Portugis itu menggambarkan pertempuran pasukan Pati Unus melawan pasukan Portugis dengan sangat dramatis.
“Pada bulan Januari 1513 Pati Unus mencoba mengejutkan Malaka. Membawa 100 kapal dengan 5.000 pasukan Jawa dari Jepara dan Palembang. Pati Unus Kalah, berlayar pulang dan mendamparkan kapal perangnya sebagai monumen. Sebagai pengingat pertarungannya melawan bangsa paling kuat di dunia”. Demikian salah satu laporan yang tercatat dalam buku Suma Oriental, Tome Pires.
Dalam buku Suma Oriental itu pula, isi surat Kapten Fernao Peres de Andrade seorang pedagang Portugis, apoteker, dan juga seorang diplomat diabadikan. Surat yang ditujukan kepada Gubernur Portugis di India Afonso de Albuquerque ini menggambarkan betapa kuatnya jung, atau kapal perang milik Pati Unus.
“Jung mіlіk Pаtі Unuѕ adalah уаng tеrbеѕаr уаng pernah dіlіhаt оlеh оrаng-оrаng dari daerah іnі. Iа mеmbаwа ѕеrіbu оrаng tеntаrа dі kараl, dаn Yang Mulіа dараt mеmреrсауаіku … bahwa іtu аdаlаh hal yang ѕаngаt luar bіаѕа untuk dilihat, kаrеnа Anunciada di dekatnya tіdаk tеrlіhаt ѕереrtі sebuah kapal sama ѕеkаlі”.
“Kаmі mеnуеrаngnуа dеngаn cara membоmbаrdir, tеtарі bаhkаn tembakan уаng tеrbеѕаr tіdаk mеnеmbuѕnуа. Dan, tеmbаkаn serta meriam besar Portugis yang saya mіlіkі dі kараl saya bеrhаѕіl mаѕuk tetapi tіdаk tеmbuѕ; kараl itu memiliki tіgа lаріѕаn bеѕі, yang ѕеmuаnуа lеbіh dаrі satu kоіn tеbаlnуа. Dаn kapal іtu bеnаr-bеnаr sangat mеngеrіkаn bahkan tidak аdа orang уаng pernah melihat sejenisnya. Butuh wаktu tіgа tаhun untuk mеmbаngunnуа, Yang Mulia mungkіn реrnаh mеndеngаr cerita dі Mаlаkа tеntаng Pati Unuѕ, уаng mеmbuаt armada іnі untuk mеnjаdі rаjа Mаlаkа”. (Sumа Orіеntаl).
Siapakah Pati Unus?
Sultan Demak II ini terlahir dengan nama Abdul Qodir, ayahnya bernama Raden Muhammad Yunus, atau lebih dikenal sebagai Arya Timur penguasa Jepara pada waktu itu. Ketika diambil menantu oleh Raden Patah, dan menggantikan Arya Timur sebagai Adipati Jepara, Abdul Qodir kemudian bergelar Adipati bin Yunus atau Pati Unus.
Pada tahun 1507 setelah menggantikan ayahnya Arya Timur dalam memimpin Jepara, Pati Unus dikenal sebagai pedagang dan pelaut militer yang pemberani. Selain berhasil mengembangkan pelabuhan Jepara sebagai salah satu pusat bandar perdagangan di pesisir utara Jawa bagian Tengah, Pati Unus juga berhasil mengembangkan armada perang laut.
Ekspedisinya ke Malaka dalam pertempuran melawan Portugis pada tahun 1513 dijalaninya dalam usia yang masih sangat muda, yakni usia 25 tahun. Meskipun gagal, sebagai pengingat akan keberanian orang Jawa karena telah berani melawan salah satu bangsa terkuat di dunia yakni Portugis, Adipati Unus memerintahkan untuk membuat sebuah monumen kapal perang yang digunakan untuk melawan Portugis. Bekas kapal perang Adipati Unus tersebut diletakan di pinggir pantai Jepara dengan dipayungi sebuah Pendopo besar.
Ekspedisinya yang kedua pada tahun 1521 juga mengalami kegagalan. Dalam pertempuran inilah Pati Unus gugur. Masa pemerintahannya sebagai Sultan Demak dijalaninya dengan singkat. Gugurnya Pati Unus dalam pertempuran melawan Portugis di Malaka membuat dirinya dijuluki sebagai Pangeran Sabrang Lor.
Keberanian Pati Unus inilah yang kelak menginspirasi Ratu Kalinyamat untuk melakukan hal serupa, yaitu menyerang Portugis di Malaka sebanyak empat kali.
ua