blank

JEPARA (SUARABARU.ID)- Pembangunan pagar depan Taman Budaya Jepara dengan dana APBD Kabupaten Jepara sebesar Rp. 855 juta bijak jika dihentikan sementara.

Pernyataan ini disampaikan oleh Didid Endro, salah satu seniman senior Jepara menanggapi dimulainya pembangunan Taman Budaya Jepara yang dalam perencanaan tahun 2020 diajukan dana sebesar Rp. 120 milliar lebih. Namun kemudian di tolak DPRD.

Pengehentian sementara ini menurut Didid Endro untuk memberikan kesempatan bagi eksekutif dan legeslatif untuk melakukan evaluasi. “Jika yang dibangun hanya pagar depan artinya proyek ini akan dikerjakan dengan menggunakan tahun jamak atau beberapa tahun anggaran,” ujar dedengkot Celsius kepada SUARABARU.ID Sabtu (2/7-2022) sore.

Jika mengunakan skenario pembangunan tahun jamak maka harus ada kesepakatan tertulis antara Kepala Daerah dan DPRD. “Ini untuk menghindarkan pembangunan Taman Budaya Jepara mangkrak karena tahun berikutnya tidak ada alokasi dana dari APBD,” terang Didid.

Ia lantas menguraikan secara rinci persyaratan sebuah proyek bisa dikerjakan dengan skema tahun jamak sebagaimana diatur dalam Permendagri No. 77 tahun 2020.

Disamping itu Didid Endro juga menyoroti pemilihan lokasi di Pakis Aji dengan luas lebih dari 4 hektar. “Kawasan ini adalah daerah tangkapan air dengan akses yang sangat terbatas,” ujarnya.

Sebagai seorang aktivis budaya ia sangat menghargai upaya untuk memberikan ruang bagi seniman dan budayawan untuk berkarya. Namun kita juga harus realistis dalam melihat kemampuan keuangan daerah.

Karena itu perlu dilakukan study yang sangat mendalam untuk mematangkan rencana ini. “Study ini akan melihat secara lengkap kelayakan pembangunan Taman Budaya Jepara dalam berbagai sudut pandang,” ungkapnya.

Apalagi seingat Didid, proyek pembangunan ini tahun 2020 telah ditolak oleh DPRD. “Karena itu penghentian sementara ini dimsksudksn untuk memberikan waktu bagi Kepala Daerah dan DPRD Jepara untuk melskukan evaluasi dan memberikan kepastian Taman Budaya Jepara ini akan dibangun dalam skema tahun jamak atau tidak,’ tegas Didid Endro.

Hadepe