SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kota Sofia, Bulgaria, bersama Kota Semarang dengan dukungan Program IURC dari Uni Eropa menjalin kerjasama dibidang pengembangan kota, khususnya dalam hal transportasi perkotaan berkelanjutan.
Sebagai awal permulaan kerjasama tersebut, Wali kota Semarang, Hendrar Prihadi, menerima kunjungan studi dari perwakilan Kota Sofia, Bulgaria di kantornya di Jalan Pemuda Nomor 148 Selasa (28/6/2022). Kunjungan selama tiga hari tersebut bertujuan untuk memperkuat kerja sama kedua kota di bidang transportasi.
Perwakilan Kota Sofia dan Semarang bersama – sama melaksanakan identifikasi proyek percontohan bersama yang akan diimplementasikan melalui program International Urban and Regional Cooperation (IURC) yang didanai oleh Uni Eropa hingga tahun 2023.
Direktur Program Asosiasi Pengembangan Kota Sofia, Sevdalina Voynova, mengatakan, sejak peluncuran kerja sama pada November tahun lalu, kunjungan ini merupakan kali pertama perwakilan Kota Sofia dan Semarang bertemu tatap muka.
“Dalam serangkaian pertemuan daring sebelum kunjungan, kedua kota telah menyatakan ketertarikan dalam pengembangan mobilitas perkotaan berkelanjutan,” katanya saat memberikan keterangan pers usai pertemuan dengan Wali Kota Semarang.
Dirinya mengatakan, Kota Sofia sebagai Ibu Kota Bulgaria memiliki banyak pengetahuan dalam mengaplikasikan inovasi digital untuk meningkatkan layanan mobilitasnya. Sementara itu, Kota Semarang berbagi pengalaman penyediaan transportasi umum lewat kerja sama dengan sektor swasta.
Sementara itu, Wali kota Semarang yang akrab disapa Hendi pun mengucapkan terima kasih dan menyambut baik rencana Kota Sofia untuk membangun kerja sama dengan Kota Semarang khususnya di bidang transportasi perkotaan berkelanjutan.
Dirinya menjelaskan, bahwa salah satu persoalan sebuah kota adalah pertumbuhan penduduk dan juga kendaraan bermotor yang juga meningkat sangat luar biasa. Pada tahun 2021, data kendaraan bermotor dan mobil di Kota Semarang ada 1,8 juta, naik 200 ribu dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kalau dibiarkan, maka jumlah jalan ini tidak bisa menampung, kita edukasi ke masyarakat untuk menggunakan transportasi publik (BRT). Dimulai di 2010 ada 1 koridor, yang setelah kita evaluasi jumlah penumpangnya sampai 80 ribu satu koridor, lalu setelah 12 tahun (2022), kini kita punya 9 koridor ditambah 4 feeder dan jumlah penumpang kini mencapai 13 juta,” katanya.
Lebih jauh Wali Kota Semarang berharap dengan adanya kerja sama antara Kota Semarang dengan Kota Sofia ini bisa segera terwujud, bahkan diharapkan pula bisa berkembang ke sektor-sektor yang lainnya.
Hal ini juga sejalan seperti yang diutarakan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Vincent Piket, yang mengatakan kalau Uni Eropa benar – benar berkomitmen untuk berkontribusi pada pembangunan perkotaan Indonesia lewat aspirasi pencapaian Sustainable Development Goals (SDG) dan Visi 2045.
“Kami senang bisa mendukung kemitraan mobilitas perkotaan antara Kota Semarang dan Kota Sofia di bawah program IURC karena ini merupakan masalah penting yang dihadapi kota-kota di seluruh dunia. Saya berharap kerja sama ini akan menawarkan peluang baru untuk belajar menghadapi tantangan,” katanya.
Dalam pertemuan tersebut, delegasi Kota Sofia dipimpin oleh Penasehat Deputi Wali Kota Sofia, Iva Vylkova. Dirinya mengatakan Kota Sofia telah mengembangkan Rencana Transportasi Perkotaan yang Berkelanjutan tahun 2035.
Indikator utama dari rencana ini adalah 80 kali dari semua perjalanan pada tahun 2035 harus dilakukan dengan bentuk transportasi yang berkelanjutan, seperti berjalan kaki, bersepeda, penggunaan angkutan umum, dan hanya menyisakan 20 kali perjalanan menggunakan mobil pribadi.
“Melalui program IURC, Kota Sofia berharap dapat memperoleh ide-ide segar untuk pengembangan mobilitas perkotaan yang berkelanjutan,” katanya.
Saat ini, Kota Semarang telah memiliki beberapa rencana perbaikan angkutan umum, diantaranya adalah pengembangan jalur khusus bus Trans Semarang dan pengaktifan kembali sistem trem yang menghubungkan kawasan wisata.
Sesuai Rencana Mobilitas Perkotaan, tujuannya adalah agar penggunaan kendaraan pribadi berkurang menjadi 60 kali dan angkutan umum meningkat menjadi 404 pada tahun 2040. Selain itu, sistem angkutan massal terintegrasi diharapkan dapat mencakup 95 kali dari total luas kota.
Setelah bertemu dengan Wali Kota Semarang, delegasi Kota Sofia mengunjungi Pusat Pengendalian Lalu Lintas kota. Dan rencananya keesokan harinya, rombongan delegasi akan melakukan tur kota menggunakan Bus Trans Semarang untuk mengunjungi rencana jalur trem Semarang, dan bertemu dengan perwakilan perusahaan Gojek untuk menjajaki kerja sama serta peluang bisnis.
Setelah kunjungan ini, perwakilan Kota Semarang dijadwalkan mengunjungi kota Sofia pada bulan September 2022. Aksi percontohan bersama antara kedua kota diharapkan akan segera dikembangkan.
(hery priyono)