blank
Ganjar saat terakhir bertemu dengan almarhum Kamso (baju coklat), di acara halal bi halal Idul Fitri, awal Mei lalu. Foto: humas

KARANGANYAR (SUARABARU.ID)– Duka begitu terasa di raut wajah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat tiba di sebuah rumah teman kecilnya, Kamso, di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Minggu (19/6/2022). Bukan untuk silaturahmi, Ganjar datang untuk memberikan penghormatan terakhir pada Kamso, yang meninggal hari ini.

Ganjar yang tiba di rumah duka sekitar pukul 11.45 WIB, langsung disambut hangat keluarga. Usai menyampaikan duka cita, Ganjar langsung mengambil air wudhu dan menyalati almarhum temannya itu. Dia juga duduk bersimpuh, sambil mengadahkan tangan.

Ganjar mengatakan, sudah beberapa minggu ini mendapat kabar jika Kamso sakit keras dan dirawat di rumah sakit. Menurut informasi teman-teman lain di Tawangmangu, Kamso menderita sakit gula dan asam urat. Padahal Lebaran kemarin, Ganjar masih bertemu Kamso dan bercanda bersama.

BACA JUGA: Pemuda Jepara Kembangkan Aplikasi Gaweyo

”Saya dengar delapan hari dia dirawat di rumah sakit. Dan pagi tadi, saya dikabari bahwa teman kecil saya, sahabat main saya telah meninggal dunia. Tentu saya berdoa, mudah-mudahan husnul khatimah,” katanya.

Persahabatannya dengan Kamso, menurut Ganjar begitu istimewa. Meski jarang bertemu, namun komunikasi masih terus terjalin.

”Dan ternyata saya lihat ada foto saya saat pelantikan jadi gubernur. Terus saat Lebaran saya ketemu dia, fotonya juga dipasang di rumahnya. Jadi artinya, ya rasanya sebagai seorang kawan ya betul-betul cerita masa lalu persahabatan itu tetap ada,” kenangnya.

BACA JUGA: Luluk, Lifter dari Pacitan Raih Gelar Juara Dunia di Meksiko

Ganjar juga menyampaikan, banyak sekali kenangan masa kecilnya bersama Kamso. Sebenarnya, Kamso adalah kakak dari teman sekelasnya bernama Ngadimin. Namun karena tinggal kelas, akhirnya Ganjar, Ngadimin dan Kamso jadi teman sekelas, dan sering bermain bersama.

”Sebenarnya Kamso itu agak lebih senior dibanding saya, kalau Ngadimin itu bareng, tapi kita sekelas. Adiknya itu lebih pinter, kalau Kamso dulu itu nakal tapi lucu. Ya sekarepe dhewe (semaunya sendiri) ketika sekolah. Tapi sebagai teman dia sangat baik,” ungkap Ganjar.

Dia masih ingat betul, saat masa kecil bersama Kamso. Dia sering berangkat sekolah bareng dengan berjalan kaki. Dan setiap berangkat sekolah, Ganjar tak pernah pakai sepatu. Dia selalu melepas sepatunya dan menentengnya sampai sekolah.

BACA JUGA: 1.200 Peserta Meriahkan Gowes Hari Bhayangkara ke-76 di Kebumen

”Berangkat ke sekolah bareng, saya itu ke sekolah nyeker, karena sepatu dicopot dan dicangking. Sampai sekolah dipakai dan pulangnya dilepas lagi. Nah si Kamso ini termasuk yang nggak pernah pakai sepatu,” jelasnya.

Ganjar menyebut, masih banyak kenangan masa kecilnya bersama Kamso. Dia tak menyangka, teman kecilnya itu kini telah tiada.

”Ternyata Allah berkehendak lain, dia lebih dulu menghadap. Kita berdoa, semoga semua amal ibadahnya diterima dan semua dosanya diampuni,” tutupnya.

Riyan