blank
Aqila Niam Faza, saat menjadi pembicara di Bimtek Penggunaan Perangkat TV Digital dan Set Top Box. Foto: kominfo

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI dan KPID Nusa Tenggara Timur, menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek), Penggunaan Penerapan Perangkat TV Digital dan Set Top Box dalam Menghadapi Pelaksanaan ASO, yang digelar secara virtual, pada Kamis (9/6/2022).

Ada yang menarik dalam bimtek kali ini, yakni tampilnya Aqila Niam Faza, sebagai salah satu narasumber. Dia adalah siswa SMA Negeri 1 Pekalongan, Jawa Tengah, seorang admin TV Digital Jateng dan vlogger.

Aqila selama ini dikenal sebagai penggerak komunitas TV Digital Jateng dan DI Yogyakarta, melalui Forum Leader Migrasi Siaran Digital-Jateng III. Forum itu merupakan ruang untuk berdiskusi dan saling berbagi informasi, terkait perkembangan migrasi siaran TV analog ke siaran TV digital, serta beranggotakan lebih dari 4.000 orang.

Dalam bimtek yang dibuka Direktur Penyiaran Kemkominfo Geryantika Kurnia, Aqila menjadi narasumber bersama Analis Kebijakan Ahli Madya Kemenkominfo Sukamto, GM Business Development Polytron Joegianto dan Ketua KPID NTT Fredrikus Royanto Bau.

Geryantika sendiri mengaku baru mengenal Aqila Niam Faza. Namun melihat kiprahnya selama ini, dia sangat mengapresiasinya. Dia berharap, Aqila bisa memberikan testimoni dan best practice, seputar migrasi ke TV digital dan penggunaan Set Top Box (STB).

Gratis
”Aqila memang hebat. Anak SMA yang menggerakkan teman-teman komunitas di Jateng dan DIY. Tanpa diminta pemerintah, forum ini punya banyak cabang, dan kami terbantu dengan keberadaan komunitas ini. Semoga Aqila dan kawan-kawan komunitas, terus menyosialisasikan bagaimana cara memasang STB, menyetting TV analog ke TV digital,” kata Geryantika.

Pada bimtek itu, Aqila berbagi pengetahuan yang perlu diketahui masyarakat, terkait migrasi siaran TV Digital. Dia menyampaikan, saat ini ada pandangan keliru tentang TV digital. Pandangan masyarakat awam tentang TV digital itu, sistem streaming internet atau smart TV berlangganan.

”Sebenarnya siaran TV digital itu gratis, dengan antena yang sama yaitu UHF. Tak perlu berlanggananan. Dan gambarnya itu kualitas HD, dengan suara yang jernih,” paparnya.

Dia lalu membandingkan perbedaan antara TV analog dengan TV digital. Pada siaran analog sering dijumpai tayangan yang tidak jernih gambarnya. Sedangkan pada siaran digital, kualitas tayangannya akan lebih bagus, sehingga membuat nyaman dalam menontonnya.

Siaran analog juga sering memiliki audio yang tidak jelas, dan sering terjadi noise. Dalam siaran analog, jumlah siaran terbatas dan tidak bervariasi, sedangkan dalam siaran digital, jumlah siarannya akan bertambah dan bervariasi, sehingga tidak akan bosan dengan siaran yang ditayangkan.

Aqila juga menambahkan, keuntungan dari migrasi siaran TV digital ini di antaranya, adanya pita frekuensi tersisa dari siaran analog yang tidak terpakai, dapat digunakan untuk broadband internet 5G, dengan penghematan 112 Mhz.

TV digital juga dilengkapi Early Warning System (EWS), yang berguna ketika terjadi bencana alam, karena ada pop up yang muncul di layar televisi.

”Masyarakat masih bisa menggunakan antena UHF yang lama, untuk menonton siaran TV digital, namun harus dilengkapi Set Top Box yang sudah direkomendasikan Kominfo,” tambahnya.

Riyan

#ASO, #analogswitchoff, #TVdigital, #siarandigitalindonesia, #ASO2022