blank
Kanit Intelkam Polres Kudus Iptu Subkhan saat menyampaikan materi di hadapan kader PMII Rayon Syariah IAIN Kudus. Foto: Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – – Polres Kudus melalui Kepala Unit Keamanan Sat Intelkam Polres Kudus Iptu Subkhan kembali menjadi Narasumber dalam Pelatihan Kader Dasar PMII Rayon Syariah Komisariat Sunan Kudus, Jumat (10/6).

Dalam materinya berjudul Moderasi Budaya Dengan Kearifan Lokal, Iptu Subkhan lebih lanjut menyatakan bahwa pentingnya membranding diri dan membranding organisasi dengan budaya dan karakter baik, sehingga generasi muda khususnya mahasiswa akan terstigma baik karena akan lebih mampu berbuat banyak dan menjadi petarung-petarung ideologi bagi Bangsa dan Negaranya.

“Berbuatlah agar keberadaanmu lebih bermanfaat, awali dengan mengenali diri, mengenali lingkungan, kemudian lakukan pemetaan permasalahan, buat konsep dan pola pikirnya, tentukan strategi menghadapinya dan eksekusi rencananya,” kata Iptu Subkhan dalam mengawali materinya.

Ia menambahkan, masa depan NKRI adalah milik generasi muda saat ini, kalau rasa Nasionalisme generasi muda saat ini sudah terkikis bahkan terbeli dan dikuasai propaganda yang menyerang pikiran dan otak melalui Gadged kita, maka bisa dipastikan tidak ada jaminan NKRI masih memiliki harga mati di masa depan.

“Itu adalah salah satu cara berpikir secara strategis yang membedakan mahasiswa dan masyarakat pada umumnya ketika menemukan permasalahan sosial di sekitar lingkungannya,” imbuhnya.

Sementara itu, di tempat yang sama Ketua Panitia Pelatihan Kader Dasar PMII Rayon Syariah Komisariat Sunan Kudus Muhammad Azka Shofwil Widad menyampaikan bahwa, pelatihan ini merupakan agenda tahunan.

Lanjutnya, untuk tahun ini diselenggarakan selama empat hari mulai tanggal 9 – 12 Juni 2022 dengan menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang keilmuan dan profesi salah satunya Iptu Subkhan selaku Kepala Unit Keamanan Sat Intelkam Polres Kudus.

“Ada beberapa pertimbangan kenapa memilih sosok Iptu Subkhan, melihat latar belakangnya yang memiliki background santri, praktisi, akademisi dan peneliti serta penulis Buku Mencepit (Menutup Celah Penyebaran Ideologi Teroris) serta sarat pengalaman diharapkan akan mampu menambah wawasan kebangsaan dan cara berpikir strategis kepada seluruh peserta,” pungkasnya.

Ali Bustomi