blank
PANTAU ROB - Petugas BPBD Kota Pekalongan tengah mengawasi ancaman rob. (foto: dinkominfo)

PEKALONGAN (SUARABARU.ID) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara rutin mengeluarkan jadwal perkiraan pasang surut air laut di wilayah-wilayah pesisir Indonesia melalui kanal media BMKG Maritim Semarang baik melalui instagram @bmkg maupun website bmkg.go.id. Hal ini menjadi acuan/referensi bagi masyarakat untuk mengetahui informasi seputar ketinggian gelombang, jadwal pasang surut, cuaca dan proyeksi hingga prediksi terjadinya hujan di seluruh Indonesia.

Kalakhar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan, Saminta melalui Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Dimas Arga Yudha mengungkapkan bahwa, meski saat ini sudah mulai memasuki musim kemarau, namun dimungkinkan hujan bisa saja terjadi di wilayah Pekalongan. Hal ini dibuktikan pada saat 6 Juni 2022 kemarin, beberapa wilayah di Jawa Tengah masih terjadi hujan lebat. Mengantisipasi terjadinya banjir dan rob, jajaran BPBD Kota Pekalongan setiap harinya secara rutin melakukan patroli dan monitoring wilayah khususnya di wilayah rawan terdampak banjir rob baik itu disisi pesisir Utara meliputi Panjang Baru, Panjang Wetan, Kandang Panjang, Pantaisari hingga Slamaran.

“Di sela-sela patroli wilayah, kami juga memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak banyak melakukan aktivitas di pesisir laut khususnya di jam-jam air laut mengalami pasang,” ucap Dimas saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (7/6/2022).

Selain patroli dan edukasi di wilayah pesisir, tim Satuan Tugas (Satgas) BPBD juga melakukan patroli didaerah sempadan sungai baik itu di wilayah sekitar Sungai Meduri, Sungai Bremi, Sungai Banger, hingga Sungai Lodji yang biasanya melimpas apabila terjadi air laut pasang. Hal ini perlu dilakukan sebagai bagian monitoring kesiapsiagaan dan deteksi dini, khususnya untuk meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

“BPBP Kota Pekalongan berkoordinasi dengan DPUPR setempat berupaya memberikan rekomendasi titik-titik wilayah yang dinilai rawan dan berpotensi terjadi limpasan air laut. Kami juga sudah melakukan upaya penanggulangan di sekitar sungai, khususnya untuk penguatan tanggul yang rawan jebol dan peninggian sempadan serta pembuatan sheetpile, serta penataan sungai khususnya Sungai Lodji yang sering terdampak terhadap luapan genangan air. Sehingga, dengan upaya ini bisa limpasan air laut maupun dari air sungai ke permukiman warga bisa diminimalisasi,” tandasnya.

Nur Muktiadi