Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayu Aji (deret depan kedua dari kanan), menyampaikan paparan di Forum Global Pengurangan Resiko Bencana tingkat dunia, atau the 7th Global Platform For Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Bali.(Prokopim Pacitan)

BALI (SUARABARU.ID) – Bupati Pacitan, Jatim, Indrata Nur Bayu Aji, didaulat tampil menjadi pembicara di Forum Global Pengurangan Resiko Bencana tingkat dunia, atau the 7th Global Platform For Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Bali.

Prokopim Pemkab Pacitan, semalam, mengabarkan, forum internasional tersebut, melakukan pembahasan dan diskusi terkait langkah antisipasi, pengurangan risiko, dan solusi penanganan bencana dalam skala dunia.

Acara tingkat dunia ini, dibuka langsung Presiden RI Joko Widodo secara Hybrid dari Bali Nusa Dua Convention Center, Kabupaten Badung, Rabu (25/5).

Dalam forum tersebut Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji, diminta memperkenalkan upaya-upaya yang dilakukan di bawah kepemimpinannya. Yakni kiat untuk membangun ketangguhan, menggerakkan beragam sumberdaya dan pemangku kepentingan, dalam visi jangka panjang.

”Sebagai salah satu kota yang terletak di Indonesia, yaitu negara dengan risiko bencana tertinggi di dunia, Kabupaten Pacitan memiliki berbagai risiko bencana,” kata Bupati Indrata Nur Bayu Aji mengawali paparannya.

Jejak Tsunami
 
Menurut Bupati, dari hasil kajian LIPI menemukan jejak tsunami tua di sepanjang pantai selatan jawa, termasuk di Kabupaten Pacitan. Jejak tsunami ratusan tahun lalu tersebut, menunjukkan keberulangan kejadian tsunami di masa lalu dan menyingkap bukti tentang kerentanan zona pesisir Pacitan.

Kata Bupati, Pacitan memiliki 70 km pesisir, yang menyajikan keindahan pantai. Akan tetapi, pesisir Pantai Pacitan berada pada jalur lempeng dunia, yang meningkatkan resiko gempa bumi dan tsunami. ”Kondisi ini, menyebabkan puluhan desa berpotensi terdampak langsung dan tidak langsung,” tandasnya.

Merespon potensi serta risiko tersebut, Pemkab telah melaksanakan berbagai kegiatan yang melibatkan berbagai unsur. Yakni melakukan mitigasi resiko bencana melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta mendorong semua Dinas sadar atas isu perubahan iklim, dan menjadikannya sebagai dasar dalam penyusunan rencana.

”Kami telah membentuk Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) dengan jejaring 45 komunitas. Mereka membantu dari pra-bencana, saat bencana, dan pasca bencana,” jelas Bupati Indrata Nur Bayu Aji.

Bambang Pur