SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pasca tanggul jebol di wilayah Tanjung Emas Semarang, Senin (23/5/2022), Pemerintah Kota Semarang melalui instansi terkait langsung bergerak cepat mengambil langkah preventif.
Usai melakukan rapat kilat jajaran Forkopimda di Kantor Kecamatan Semarang Utara, Senin (23/5/2022) malam, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, menjelaskan dua kebijakan yang diambil.
Kebijakan pertama, Pemkot Semarang akan membangun dapur umum dan menyiapkan segala keperluan warga yang saat ini tempat tinggalnya terendam air pasang.
Dirinya pun menegaskan, Pemkot Semarang bersama Polri dan Kodim setempat akan mendistribusikan bantuan logistik yang dimulai pada malam hari ini.
“Malam ini kita mulai kirimkan tiga ribu nasi bungkus, lalu juga ada dari Pak Kapolrestabes dan Pak Dandim, serta kawan – kawan swasta yang akan terlibat,” katanya.
Kebijakan kedua, terkait penanganan tanggul jebol yang ada di dua titik lokasi, wali kota yang biasa disapa Hendi ini sudah berkomunikasi dengan jajarannya di Dinas Pekerjaan Umum.
Dirinya meyakinkan bahwa secepatnya akan ada tanggul darurat yang akan diupayakan dibangun sejak dirinya tiba. Tanggul darurat tersebut dibangun dengan menumpuk karung berisi pasir.
“Kawan – kawan malam hari ini sudah mulai membuat tanggul dari karung diisi pasir sebanyak mungkin. Pembuatan tanggul itu kita upayakan dari malam ini hingga besok dini hari,” katanya.
Seluruh karung pasir tersebut digunakan sebagai penahan sementara tanggul jebol yang terdeteksi di dua titik, yaitu di area sekitar PT Lamicitra Nusantara dan Kampung Ujung Seng.
Adapun penyebab jebolnya tanggul tersebut dituturkan Hendi karena terjadinya air pasang tertinggi dalam waktu satu dekade terakhir di Kota Semarang.
“Puncak air pasang tertinggi sebelumnya terjadi bulan Juni tahun 2020 ketinggiannya 1,8 meter. Dan untuk hari ini ketinggian air pasang mencapai 2,1 meter. Jadi sebagian limpas, sebagian lagi membuat tanggul jebol,” katanya.
Adapun dampak dari terjadinya musibah tanggul jebol itu sendiri berdampak luas ke pemukiman warga, sedikitnya ada 6 RW di wilayah pesisir Kota Semarang yang terdampak dari air rob ini.
“Air pasang tinggi tidak hanya terjadi di Kota Semarang. Beberapa daerah di pesisir utara juga sudah mengeluhkan hal yang sama. Hanya di Kota Semarang ini di luar dugaan, karena ada satu titik yang selama ini aman – aman saja, tapi hari ini kita lihat kedalamannya 1 sampai 1,5 meter,” katanya.
(Hery Priyono)