ADKI Siap Berkolaborasi dengan Habaib cetak Santripreneur Kreatif di Semarang
Ziarah Syawalan Semarang di Makam Sunan Pandanaran Semarang

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Ziarah Syawalan Semarang kembali digelar di tahun 2022 dengan mengunjungi beberapa makam para ulama dan kasepuhan, Minggu (15/5/2022).

Agenda rutin Ziarah Syawalan Semarang rutin digelar sejak 2005 ini, dilangsungkan setiap Ahad kedua di bulan Syawal.

Ziarah Syawalan Semarang dipimpin langsung Habib Nauval bin Idrus bin Ahmad Al Mutahar dari Majelis Taklim Ribath An Nur Mranggen Demak.

Ziarah Syawalan Semarang dimulai dari pukul 07.30 WIB dengan lokasi pertama Makam Syaikh Ibrahim di Brumbung Demak dan Makam Syaikh Shodiq atau Mbah Jago di Wiringin Jajar Mranggen Demak.

Setelahnya, rombongan Ziarah Syawalan Semarang menuju makam Syaikh Jumadil Kubro dan Sunan Terboyo.

“ziarah Syawalan Semarang dimulai sejak 2005, awalnya hanya 40-50 jamaah, sekarang sudah 500 an,” kata Habib Naufalbin Idrus bin Ahmad Al Mutahar, di Makam Sunan Pandanaran Semarang.

Total ada sembilan lokasi tujuan Ziarah Syawalan Semarang para ulama dan kasepuhan yang dikunjungi di beberapa makam yang ada di Demak dan Kota Semarang.

Kegiatan selama Ziarah Syawalan Semarang dilakukan diantaranya tausiyah, tawasul, berdoa bersama, sejarah napak tilas para ulama.

Seperti yang dilakukan di makan Sunan Pandanaran, Habib Naufal mencontohkan bahwa nama besar Ki Ageng Pandanaran merupakan pendiri Kota Semarang.

“Agar mendapat berkah di dunia dan akhirat, serta kita mengingat sejarah para ulama dan kasepuhan, seperi Sunan Pandanaran sesepuh pendiri Kota Semarang wajib kita kulonuwon,” katanya.

Habib Naufal berharap Ziarah Syawalan Semarang bisa menjadi ikon wisata religi, sebab jamaah yang ikut terus bertambah seiring waktu berjalan.

Apalagi, sejumkah komponen terlibat dari pemerintah daerah, ADKI, IPNU, Ansor, Forum Backstagers, Santei Gayeng Nusantara, UNNES dan lainnya.

Kegiatan Ziarah Syawalan Semarang nantinya bisa dilengkapi dengan agenda seperti bazar, agar menggerakkan perekonomian masyarakat.

“Ini bisa menjadi ikon wisata religi, pak Walikota juga mengirim utusan serta Wakil Gubernur juga menyertakan para santrinya,” katanya.

Ketua Umum Asosiasi Desa Kreatif Indonesia (ADKI) Fikri El- Aziz, agenda Ziarah Syawalan Semarang kedepan bisa jadi Experience Tourism Ramah Muslim yang dapat membuka lapangan kerja lebuh luas di Kampung- Kampung Kreatif di Kota Semarang.

Selain itu, Ziarah Syawalan juga dipercaya Fikri dapat mendorong tumbuhnya pelaku ekonomi kreatif di Kampung- Kampung Kreatif lebih banyak lagi, sehingga menghasilkan produk kreatif ramah muslim berkelanjutan yang dapat membuka lapangan kerja seluas- luasnya.

“Kedepan, bukan hanya ziarah-nya yang masif, namun belanja umkm yang di produksi santri- santri harus menjadi bagian tak terpisahkan dari agenda rutin ini. Insha Allah kita akan lahirkan lebih banyak santripreneur di Kampung- Kampung Kreatif Ramah Muslim sekitar Pesantren di Kota Semarang.” katanya.

Sehingga selaras dengan Keputusan Menteri Parekraf Sandiaga Uno Nomor KM 107/KD.03/2021 Tentang Panduan Pengembangan Desa/ Kampung Kreatif yang memiliki defisini: “Sebuah kawasan yang terletak di wilayah administratif desa/ kelurahan yang masyarakatnya telah mengembangkan produk unggulan di satu atau lebih dari 17 subsektor ekonomi kreatif yang memberikan nilai tambah dan manfaat bagi pertumbuhan ekonomi desa/ kelurahan.”

“Bersama Para Habaib, Insha Alah ADKI berkomitmen untuk mencetak Santri- Santri menjadi wirausaha baru, bisa membuka lapangan kerja dengan produk- produk kreatif ramah muslim,” katanya.

Aris Pandan Setyawan Pengurus Yayasan Makan Sunan Pendanaran Samarang, mengakui para pengunjung Ziarah Syawalan Semarang terus bertambah animonya tiap tahun.

“Awal Ziarah Syawalan Semarang ada 30-40 jamaah, saya ingat lima tahun lalu terus naik rata-rata 400 an, tahun ini 500 an,” katanya.

Ziarah Syawalan Semarang juga dihadiri sejumlah ulama, jamaah umum, serta Sekjen ADKI Shafigh Pahlevi Lontoh.

Agenda Ziarah Syawalan Semarang kemudian dilanjutkan mengunjungi makam KH Sholeh Darat di Bergota, Habib Hasan bin Thoha bin Yahya di Mrican dan berakhir di makam Syaikh Sulaiman Cagak Luas di Patemon Gunungpati.