blank
Endang Murtining Rahayu, S.Kar memeragakan salah satu gerak tari Kridhajati (Foto : Dianita Ellya Rosa)

JEPARA ( SUARABARU.ID ) – Tari Kridhajati merupakan tari yang menggambarkan kegiatan keseharian sebagian besar masyarakat Jepara, yaitu  mengukir.  Tari Kridhajati ini diciptakan sekitar tahun 2001 oleh seniwati asli Jepara,  Endang Murtining Rahayu, S.Kar   yang waktu itu bekerja di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jepara.

Endang  Murtining  Rahayu yang akrab dipanggil Bu Yayuk  adalah seorang seniman tari yang berlatar belakang tari gaya Surakarta.  Ia  menempuh studinya di SMKI Surakarta dan STSI Surakarta yang kini berubah menjadi ISI Surakarta. Ia  menguasai teknik tari klasik gaya Surakarta. Kala itu  ia memiliki sanggar tari Hayu Budaya di  Kelurahan Pengkol Jepara.

Endang Murtining Rahayu, S.Kar  mulai proses penciptaan karya Tari Kridhajati ketika diminta oleh Bupati Jepara waktu itu, Drs Sunarto  MM. “Saya diminta beliau menciptakan sebuah tarian yang menceritakan tentang kesenian khas daerah Jepara,  yaitu seni ukir,” ujarnya saat dihubungi SUARABARU.ID dalam percakapan melalui WhatsApp, Rabu (4/5-2022).

blank
Endang Murtining Rahayu, S.Kar saat menunjukkan salah satu gerak tari Kridhajati tahun 2014. (Foto : Dianita Ellya Rosa )

Tari itu kemudian juga digunakan untuk mengikuti lomba tari tingkat nasional di Jakarta mewakili Jawa Tengah.  “Alhamdulilah, duta seni Kabupaten Jepara mendapatkan urutan ke-16 dari 27  provinsi di Indonesia dalam lomba tingkat nasional tersebut,” ujar Endang Murtining Rahayu

BACA JUGA Hisom Prasetyo Bupati Jepara Perintis Ekspor Mebel Ukir Jepara

Tari Kridhajati mempunyai arti Kridha dalam bahasa Sanskerta yang berarti “karya” dan Jati adalah nama jenis kayu sebagai bahan baku ukiran kayu jatinya. Dengan demikian tari Kridhajati maknanya adalah ”Karya yang terbuat dari kayu jati”.

Tari Kridhajati merupakan tari yang menggambarkan tentang proses penciptaan atau pembuatan karya seni ukir, dalam hal ini adalah karya ukir yang terbuat dari kayu jati. Proses pembuatan karya ukir tersebut dimulai dari proses pencarian kayu di hutan, kemudian kayu tersebut digergaji, dilanjutkan menggambar obyek di kayu, memahat hingga diplitur, kemudian dipasarkan atau dijual.

Gerakan yang dilakukan adalah gerakan menirukan gerak keseharian para pengrajin ukir yang diungkapkan dengan memperindah dan mengembangkan gerakan keseharian tersebut menjadi gerak putra gagah yang ditampilkan dengan gerakan srisig, mlaku telu, tumpang tali, sehingga menjadi tarian yang utuh dan dapat dinikmati.

Tari Kridhajati merupakan bentuk tari putra gaya Surakarta tunggal, namun dapat ditarikan dengan jumlah penari lebih dari 3 atau 50 penari. Meskipun menggunakan teknik gerak putra, tari Kridhajati juga dapat ditarikan oleh penari putri dengan tetap menggunakan teknik gerak putra gagah. Hanya saja terdapat perbedaan sedikit pada segi rias dan busana.

blank
Sebuah penampilan tari Kridhajati . (Foto : Dok Istimewa )

Disosialisasikan

Setelah ikut serta dalam lomba tingkat nasional, oleh Bupati Jepara Hendro Matojo  tari Kridhajati sering dipentaskan di Jepara sebagai tari penyambutan tamu dan sebagai hiburan. Tari Kridhajati sering dipertunjukan dalam acara-acara penting yang diadakan oleh pihak Pemerintah Kabupaten Jepara. Bahkan  pada tanggal 10 April 2009 yang bertempat di Alun-Alun Jepara dan diikuti oleh 300 penari dari sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Jepara. Juga dipentaskan pada acara peresmian PLTU di Desa Tubanan Kec. Kembang

BACA JUGA Aktivitas Menulis Menumbuhkan Manusia Kreatif

Menurut Endang  Murtining  Rahayu sebagaimana dituturkan kepada Dianita Ellya Rosa, mahasiswa UNY Yogyakarta  saat menyusun skripsi berjudul Proses Kreatif Tari Kridhajati tahun 2014, dalam proses kreatif tari Kridhajati, ia  tidak membuat iringan sendiri karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan dalam bidang musik. Koreografer dibantu oleh komunitas pengrawit Taman Budaya Surakarta, yakni dengan menggunakan seperangkat gamelan lengkap serta ditambah dengan vokal sindhen.

Dalam tari Kridhajati, iringannya diawali dengan intro/buka, kemudian dilanjutkan dengan Lancaran Gagah dan Lancaran Golek Kayu. Pada bagian tengah atau inti, tari Kridhajati diiringi dengan Ladrang Kridhajati dan vokal  sindhen yang membawakan Lelagon Golek Kayu. Kemudian kembali pada Lancaran Gagah sampai selesai.

Ia menjelaskan,  proses kreatif Tari Kridhajati Proses kreatif yang dilakukan dalam penciptaaan karya tari melalui beberapa tahapan, di mana proses ini meliputi berbagai tindakan yang dilakukan untuk menemukan ide-ide baru yang diekspresikan melalui gerak tari.  Dalam penciptaan karya tari, langkah awal yang dilakukan adalah membuat naskah tari terlebih dahulu.

Naskah tari ini merupakan rancangan yang berisi dasar-dasar dalam menciptakan karya tari. Naskah tari tersebut berisi beberapa hal yang perlu disiapkan untuk membuat karya tari, di antaranya adalah judul karya tari, tema karya tari, dan konsep garapannya yang terdiri atas gerak, iringan, dan perlengkapan yang digunakan.

Endang Murtining Rahayu, S.Kar  adalah salah satu seniman Jepara yang telah melahirkan karya dan dipersembahkan untuk Jepara  tercinta. Kini tari Kridhajati yang diciptakan telah menjadi salah satu kebanggaan dan identitas tari  Kabupaten  Jepara. Semoga ada penghargaan atas karya-karya  para seniman Jepara. (*)