blank
Jamaah Shalat Idul Fitri 1443 di Masjid Agung Kauman Kebumen meluber hingga jalan dan trotoar Alun-alun.(Foto:SB/Komper Wardopo)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Salat Idul Fitri 1443/2022di Masjid Agung Kauman, Kebumen, Senin (2/5) diikuti jamaah yang penuh sesak hingga meluber ke jalan depan masjid serta trotoar Alun-alun.

Parkir kendaraan roda empat memenuhi sepanjang Jalan Pahlawan menyatu dengan jamaah. Bahkan parkir kendaraan mulai jalan depan Masjid Agung, Jalan Mayjen Sutoyo dan Jalan Veteran. Namun pelaksanaan Shalat Idul Fitri diikuti ribuan orang itu berlangsung khidmat, dimulai Pukul 07.00.

Di antara yang menunaikan Shalat Idul Fitri, ada yang sedang dalam perjalanan mudik. Demikain pula jamaah yang mengendarai mobil, banyak yang berpelat luar kota. Agaknya kelonggaran Pemerintah mengizinkan mudik Lebaran tahun ini benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat.

blank
Bupati Kebumen Arif Sugiyanto dan Kapolres AKBP Piter Yanottama serta Sekda Ahmad Ujang Sugiono usai Shalat Idul Fitri di Masjid Agung Kauman.(Foto:SB/Ist)

Bertindak sebagai Imam Shalat Id di Masjid Agung Kauman KH Wahib Mahfudz, pengasuh Podok Pesantren Al Huda Jetis, Kutosari, Kebumen . Khatib KH M Nashiruddin Al Mansyur yang juga mantan Bupati Kebumen, serta Badal Khatib KH Moh Dawamuddin Masdar yang juga Ketua PCNU Kebumen.

Bupati Kebumen Arif Sugiyanto dan Ny Iin Windarti Arif Sugiyanto menunaikan Shalat Idul Fitri 1443 H di Masjid Agung Kauman. Demikian pula Wakil Bupati Kebumen Ny Ristawati Purwaningsih dan pejabat Forkompimda, serta para pejabat pimpinan OPD di Kebumen.
Kapolres AKBP Piter Yanottama juga menunaikan Shalat Id di Masjid Agung Kauman.

blank
Ibu-ibu, termasuk anak-anak ikut menunaikan Shalat Id di jalan depan Masjid Agung Kauman Kebumen.(Foto:SB/Komper Wardopo)

KH Nashiruddn Al Mansyur selaku Khatib dalam ceramahnya mengajak umat Islam agar mampu memaknai Idul Fitri ini dengan menjaga kesucian. Yaitu mengutamakan berbuat benar, baik dan indah.

“Seseorang yang menjaga kesucian jiwanya akan melihat segalanya dalam pandangan positif. Selalu mencari sisi yang baik, benar dan indah. Apalagi jika telah diliputi ketiga hal tersebut, kehidupan ini menjadi berkah, karena setiap hari selalu berbuat kebaikan kepada orang lain.”

Perlu Pengendalian Diri Demi Wujudkan Kerukunan

Menurut Kiai Nashir, di era media sosial dan teknologi informasi serta kemajuan teknologi yang semakin canggih, kecerdasan sudah mengambil alih sebagian pekerjaan manusia. Maka perlu menjaga fitrah kita untuk mengendalikan diri demi mewujudkan kerukunan dan keharmonisan bangsa.

Kiai Nashir pun mengingatkan, perpecahan bangsa akan menimbulkan kerugian dan kengerian. Apalagi jika terjadi konflik horizontal. Alquran memberi panduan yang penting agar manusia menjaga kerukunan dan keharmonisan. Meski dalam hal tertentu ada perbedaan, tetap masih ada kesamaan yang bisa kita bangun dan wujudkan bersama.

Seraya menyitir Alquran Surat Al Hujurat ayat 11, Kiai Nashir menyatakan bahwa Allah memberi jaminan kepada hambanya yang ingin meraih kesuksesan. Menikmati dan mengisi kehidupan di dunia dengan baik, adil, tenteram, mewarisi dan mewariskan yang terbaik bagi generasi yang akan datang.

Menurut Kiai Nashir, kata kuncinya adalah mengelola fitrah kita untuk bertutur kata yang baik, bersikap baik, berbuat dan punya niat dan tujuan yang baik, untuk membangun kerukunan dan keharmonisan bangsa dan negara.

Manusia, lanjut Kiai Nashir, sebagai Khalifah dan sebagai umat yang terbaik karena tugas dan fungsinya berlandaskan amar ma’ruf nahi munkar. Dengan modal Iman yang akif dan proaktif menjalankan kebajikaan. Itu semua dapat dilaksankan dengan semangat kerukunan, perdamaian, saling tolong menolong, saling membantu sesama dan tidak selayaknya manusia saling merendahkan dan mengejek.

Dengan semangat dan spirit Idul Fitri, Kiai Nashir mengajak agar umat Islam saling membangun kasih sayang, kerukunan dan keharmonisan bangsa.

“Bila selama ini ada ketersinggungan, mari kita bangun kembali hubungan baik, saling memaafkan dengan selalu membangun Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathaniyah dan Ukhuwah Insaniyah.”

Komper Wardopo