SEMARANG (SUARABARU.ID) – Ramadan setahun terjadi dua kali. Itu bisa saja terjadi, karena kita menggunakan kalender Masehi dan Islam.
Dengan teknologi terbaru, kalender Masehi atau pun Islam bisa diprediksi jauh-jauh hari. Termasuk penentuan hari Ramadan dan hari besar lainnya.
Adalah seorang astronom Saudi Khaled al-Zaqaq yang menyebut, bulan suci Ramadan 1451 dan 1452 Hijriah diprediksi sama-sama jatuh pada 2030 Masehi. Dengan demikian, umat Islam akan merayakan bulan puasa dua kali dalam satu tahun.
Menurut Al Arabiya, seperti dikutip suarajawatengah.id jaringan suara.com, .hal tersebut dapat terjadi karena kalender Hijriah Islam berdasarkan siklus bulan, berbeda dengan kalender Gregorian atau Masehi yang menandai perjalanan bumi mengelilingi matahari.
Hal itu terakhir kali terjadi pada tahun 1997, dan sebelumnya pada tahun 1965. Diperkirakan, fenomena tersebut akan terjadi lagi pada tahun 2063.
Puasa 36 Hari
Pada tahun 1451 Hijriah, bulan Ramadan akan dimulai 5 Januari 2030, sementara Ramadan 1452 H akan dimulai 26 Desember 2030.
Hal ini akan mengakibatkan umat Islam berpuasa selama sekitar 36 hari total pada tahun 2030, yakni 30 hari penuh untuk tahun 1451 H dan sekitar enam hari untuk tahun 1452.
Tahun lunar Hijriah berlangsung selama 354 atau 355 hari, artinya tidak sejalan persis dengan kalender Masehi yang 365 hari.
Hal ini juga berarti bahwa Ramadan jatuh di musim yang berbeda setiap tahun, yakni berlangsung dalam siklus sekitar 32 tahun.
Ramadan 1449 H, yang akan dimulai pada tahun 2028, akan berlangsung pada pertengahan musim dingin.
Pada tahun 1466 H, bertepatan dengan tahun 2044, bulan suci akan dimulai pada puncak musim panas. Puasa Ramadan dilaksanakan dari terbit fajar hingga terbenam matahari, artinya puasa terlama terjadi saat Ramadhan pada musim panas, dan terpendek ketika jatuh pada musim dingin.
wied