Lebaran tahun depan lagi, saya pulang bersama teman satu kampung. Sebelum menuju terminal, saya berdoa semoga perjalanan nanti tidak ada masalah yang membuat hati tidak nyaman.

Begitu masuk terminal dan membeli tiket, saya dan teman ke musala dulu. Lagi-lagi ketemu masalah. Setelah salat, teman saya berbisik, saat wudhu dia melihatserang bapak sepuh yang wudhu di sebelahnya. Uangnya dalam plastik jatuh lalu diambil tukang semir usia anak-anak, di depan musala terminal.

Karena kasihan, saya menggeledah semua kotak semir, dan benar, di dalamnya saya temukan plastik berisi uang. Saya lalu ke ruang informasi yang hanya 10 meter dari posisi uang itu jatuh.

Setelah diumumkan beberapa kali, menyusul pengumuman agar remaja yang menemukan uang itu diminta ke ruang informasi. Saya dipertemukan dengan bapak sepuh asal Pekalongan yang  rambutnya sudah memutih.

Bapak yang semula kehilangan uang Rp.450.000 itu menguluran beberapa lembar uang, namun saya pilih tidak menerima, membayangkan begitu keras perjuangannya bagi keluarganya.

Wasilah Amal Baik

Kisah dramatis itu pernah saya jadikan bahan diskusi saat sowan sesepuh. Beliau berkisah tentang ashabul kahfi, tujuh pemuda yang masuk dalam gua dan mohon perlindungan, dan Allah menidurkan mereka dalam waktu yang lama.

Dan saat bangun, tempat dan lingkungan sekitar berubah. Mereka tertidur dengan keimanan mereka, dan Tuhan menjaga jasad mereka utuh, tanpa ada yang rusak, hingga Allah membangunkan, dan mereka bertanya-tanya, sudah berapa lama tertidur dalam gua itu?

Dalam Surah Al-Kahfi 18 : 25 Allah berfirman: Dan mereka tinggal dalam gua selama 300 tahun, ditambah sembilan tahun lagi.