blank
Tradisi blandrangan, tabuh bedug dari Menara Kudus sebagai tanda awal puasa. Foto:Ist/Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus menggelar tradisi tabuh beduk blandrangan. Tradisi tersebut menyambut datangnya bulan suci Ramadan.

Tabuhan beduk dang – dang dari atas Menara Kudus pada  Sabtu (2/4) tersebut sebagai penanda diawalinya puasa pada keesokan harinya.

Tradisi tabuh beduk blandrangan dimulai selepas salat Asar dengan pembacaan tahlil di makam Sunan Kudus. Setelah itu, beberapa petugas dengan pakaian khas Kudusan kemudian naik ke atas menara.

Di atas bangunan yang menjadi landmark kota Kudus tersebut, beberapa petugas secara bergantian memukul beduk. Hal tersebut pun menjadi perhatian warga sekitar untuk melihat dan mendengar tabuh beduk menyambut bulan Ramadhan.

“Ke sini penasaran, karena ini khas bertanda besok datangnya dimulainya bulan Ramadhan. Sejak kecil mendengar tabuh beduk dari atas Menara Kudus,” ujar Saiful, seorang warga.

Pemukulan bedug tersebut dilakukan setelah ada kepastian besok adalah 1 Ramadhan.

“Kalau beduk dandangan ini tradisi yang di luar beduk berbunyi dang – dang. Itu dandangan. Kalau di Menara, disebut blandrangan itu sudah kepastian besok 1 Ramadhan, itu mukul beduk maka disebut blandrangan,” ujar Nadjib kepada wartawan saat ditemui tadi sore.

blank
Masyarakat menyaksikan tradisi blandrangan di Menara Kudus. Foto:Suarabaru.id

Nadjib mengatakan blandrangan ini berbeda dengan dandangan yang dikenalkan oleh pemerintah kabupaten. Blandrangan menandai jika besok sudah pasti 1 Ramadhan, sedangkan dandangan hanya istilah nabuh beduk yang berbunyi dang – dang.

“Jadi ini tidak ada perubahan, beduk dandang ini tradisi di luar komplek kita, masyarakat yang menyambut menyongsong satu Ramadhan. Tradisi ini (dandangan) ditandai dengan penabuh, blandrangan ini istilah kalau sudah ada kepastian besok Ramadhan itu namanya blandrangan. Yang di luar menabuh beduk itu dandangan,” terangnya.

Dia menjelaskan ada sejarah terkait tradisi menabuh beduk di atas Menara Kudus. Konon kata dia, Sunan Kudus menabuh beduk untuk memberitahu kepada masyarakat jika besok merupakan 1 Ramadhan. Saat itu pula masyarakat berkerumun untuk menunggu kepastian awal bulan Ramadhan.

“Jadi awalnya mbah Sunan Kudus dulu nabung beduk di atas, masyarakat pada menunggu. Kapan awal Ramadan. Masyarakat kemudian berinisiatif berjualan untuk kebutuhan sahur butuh makanan dan sebagainya itu, sehingga dulunya sampai ke kecil di sekitar menara. Terus kemudian berubah menjadi pasar malam. Ini dalam rangka menyambut awal Ramadhan sehingga yang dijual makanan khas dalam rangka menyambut bulan Ramadhan,” pungkas Nadjib.

Tm-Ab