SURAKARTA (SUARABARU.ID) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, Indonesia tidak boleh hanya menjadi penonton dalam perluasan pasar digital yang sangat cepat. Indonesia harus menjadi terdepan dalam transformasi digital.
Presiden Joko Widodo menyampaikan hal itu dalam amanatnya ketika membuka Digitalisasi Nusantara Expo dan Summit (DNES) 2022, di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Selasa (29/3/2022).
“Kita sudah memiliki startup yang besar. Harus ada tambahan lagi jumlah Unicorn, Decacorn. Dan bahkan Indonesia hars mampu melanjutkan Hectocorn. Kita harus memperbanyak lagi startup baru yang menawarkan dan memberikan solusi untuk menjawa berbagai persoalan lain. Kita harus memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas layanan, mempercepat layanan kesehatan, layanan pendidikan, hukum, dan pelayanan lainnya,” kata Presiden.
Pada acara yang digelar Kadin Indonesia bersama Yayasan Internet Indonesia, Joko Widodo lebih lanjut menyatakan, kita harus agresif mengambil peran dalam masivnya aktivitas perdagangan digital. Juga harus membanjiri market place dengan produk dalam negeri dan produk UMKM kita. Kita perkenalkan keunggulan produk Indonesia ke berbagai penjuru dunia.
Untuk itu harus disiapkan SDM digital dan talenta digital unggul Indonesia. Memberikan pelatihan digital dan keahlian baru, menguasai emerging skill sehingga bisa memasuki lapangan kerja baru untuk meningkatkan kualitas pelayan dan pengembangan usaha kita.
“Strategi transformasi digital yang tepat mempercepat proses pemulihan ekonomi di negara kita. Mengefisienkan proses pelayanan diberbagai sector, akan mengakselerasi percepat pertumbuhan dan kemajuan ekonomi di seluruh tanah air,” tandas Presiden Joko Widodo
Sementara Ketua Kadin Indonesia, M. Arsjad Irsjad, yang juga hadir secara virtual, mengatakan tahun 2021 Indonesia mengalami percepatan digitalisasi sangat cepat. Walaupun tetap dihadapi dengan Covid 19 pada tahun yang sama 2021.
Adanya pembatasan social menyebabkan meningkatnya kebutuhan teknologi. Penggunaan teknologi secara masif, secara tidak langsung telah mendorong perekonomian Indonesia berkembang terutama pada aspek ekonomi digital.
Nilai ekonomi digital tahun 2021 sebesar 70 miliar dollar AS. Bahkan nilai pertumbuhan ekonomi digital tahun 2025 diproyeksikan mencapai 146 miliar dollar AS. Cerahnya prospek ekonomi digital indonesia juga tecermin dari pertumbuhan saat ini dimana terdapat sekitar 2300 perusahaan rintisan atau startup.
Sebanyak 12 di antara start up telah menjadi perusahaan unicorn Indonesia. Intensitas digital juga mempengaruhi cara masyarakat berkonsumsi secara online yang meningkatkan nilai transaksi dagang di sepanjang tahun 2021 menjadi sebesar 400 triliun rupiah berdasarkan data dari Bank Indonesia.
Meski begitu masih banyak tantangan bagi Indonesia untuk mengoptimalkan potensi digitalisasi saat ini. Masih terdapat kesenjangan transformasi digital antara masyarakat perkotaan dan pedesaan, karena ketidak merataan infrastruktur komunikasi dan internet.
“Pemerintah perlu melaksanakan proses dari peran pembangunan daripada infrastruktur komunikasi yang nantinya akan melakukan konektivitas terhadap seluruh daerah di Indonesia. Dari segi transformasi bisnis menuju digital terdapat 26 dari total usaha mikro kecil dan menengah yang telah masuk ke dalam ekosistem digital. Ini adalah suatu peta untuk kita semua serta pembangunan SDM dengan skill digital yang masih minim,” ujarnya.
Bagus Adji