blank
Salah satu adegan Ratu Kalinyamat di Pesta Baratan

JEPARA (SUARABARU.ID)- Festival Pesta Baratan yang biasa digelar menjelang bulan Ramadhan pada tahun 2022 ini kembali ditiadakan. Festival kolosal yang menceritakan tentang sejarah Ratu Kalinyamat ini menampilkan tarian dan teatrikal, serta identik dengan membawa lampion/impes.

Melibatkan ratusan orang pemain, Pesta Baratan merupakan agenda rutin warga Kalinyamatan, dan sudah menjadi salah satu program pariwisata Pemerintah Kabupaten Jepara.

Yayasan Lembayung Kalinyamat (Yaleka) yang selama ini menjadi penggagas Pesta Baratan melalui Ketuanya Anif Adriawan, kepada Suarabaru.id menjelaskan alasan dibalik ditiadakannya kembali Pesta Baratan di tahun ini. Ia mengatakan bahwa sudah tiga tahun ini Pesta Baratan ditiadakan karena pandemi.

“Pesta Baratan merupakan event resmi yang diselenggarakan Yayasan Lembayung Kalinyamatan sejak 2004. Tahun 2020 sampai 2022 ini ditiadakan karena pandemi. Terlalu beresiko jika dipaksakan tetap mengadakan Pesta Baratan. Karena pasti akan menyedot ribuan penonton, sedangkan pemerintah masih dalam tahap waspada Covid-19”, ujar Anif.

“Pesta Baratan adalah event kebanggaan warga Kalinyamatan, serta sudah menjadi agenda resmi Pemkab Jepara. Itulah salah satu cara kami mengenalkan Ratu Kalinyamat kepada generasi muda. Bahwasanya Ratu Kalinyamat adalah tokoh yang benar-benar ada, dan bukan mitos”, tegas Anif.

Sementara itu, Wakil Ketua Yayasan Lembayung Kalinyamat, Alwin Naja menambahkan, bahwa proses seleksi pemain yang terlibat dalam kegiatan Pesta Baratan tidak asal tunjuk. Namun melalui tes dan wawancara.

“Apalagi seleksi untuk pemeran Ratu Kalinyamat, selain harus cantik juga memiliki pengetahuan tentang sejarah Ratu Kalinyamat dan Jepara”, lanjut Alwin.

Setidaknya 150 orang pemain terlibat dalam kegiatan Pesta Baratan, meliputi para penari, pemain teater serta tokoh utama yang memerankan Ratu Kalinyamat.

Para pemain terdiri dari unsur masyarakat, ormas serta karang taruna yang tersebar di wilayah Kecamatan Kalinyamat. Pesta Baratan yang diselenggarakan oleh Yayasan Lembayung Kalinyamat pernah tercatat di Museum Rekor Indonesia (Muri) dengan jumlah lampion terbanyak.

Ulil Abshor