KOTA MUNGKID, (SUARABARU.ID)- Sebanyak 75 kepala keluarga atau sekitar 500 jiwa warga Dusun Diwak, Desa Karangkajen, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang bakal direlokasi ke lokasi lain, karena rumah dan pekarangannya terdampak pembangunan jalan tol Jogjakarta-Bawen.
Meskipun mereka yang tinggal satu dusun harus berpindah ke lokasi lain, tetapi tidak kesulitan mendapatkan tempat sebagai lahan permukiman yang baru.Lahan yang akan ditempati sebagai lahan permukiman tersebut, merupakan hibah dari salah satu warga Desa Karangkajen yang juga mantan kepala desa setempat, As’ari.
“Salah satu pertimbangan saya menghibahkan tanah milik saya tersebut, yakni, seluruh warga Dusun Diwak mereka mengaku keberatan bila nantinya harus tinggal terpencar-pencar,” kata As’ari, Jumat ( 18/3/2022).
As’ari mengatakan, pertimbangan lainnya, warga Dusun Diwak akan ikut dirinya pindah ke mana saja yang akan dijadikan lokasi tempat tinggalnya. Dan, mereka tetap ingin menjadi satu keluarga besar Dusun Diwak.
Secara kebetulan, lahan pekarangan yang akan dijadikan lahan permukiman baru masyarakat setempat tidak jauh dari Dusun Diwak saat ini, yakni hanya berjarak hanya sekitar 500 meter dari Dusun Diwak. Tepatnya di Gumuk, yang ada di tepian jalan raya penghubung antarkecamatan, yakni Kecamatan Secang dengan Kecamatan Grabag.
Menurutnya, setelah masyarakat Dusun Diwak dikumpulkan dan diberi sosialiasi tentang rencana pembangunan jalan tol Bawen- Jogjakarta tersebut, sejak Oktober 2021 lalu dengan penuh kesadaran melakukan “ gugur gunung” ( kerja bakti).
Kerja bakti mempersiapkan lahan permukiman baru tersebut, dilakukan setiap hari dan dilakukan secara bergiliran oleh masyarakat setempat yakni, setiap harinya sedikitnya 10 orang melakukannya.
“Sedangkan, setiap hari Minggu, seluruh warga baik laki-laki, perempuan, anak-anak, dan orang dewasa terlibat dalam kerja bakti tersebut,” imbuhnya.
Ia menambahkan, meskipun dirinya telah menghibahkan lahan tersebut untuk digunakan sebagai permukiman, tetapi warga tetap berkeinginan untuk membayar lahan yang akan ditempati.
“Sebenarnya saya telah memberikan tanah tersebut secara gratis. Tetapi, warga tidak berkenan karena merasa tidak memiliki tanah kalau tidak membeli. Akhirnya, telah disepakati mereka membayar berapa pun bisa, semampu mereka,” ujarnya.
As’ari juga berharap, ke depan mudah-mudahan dengan pindah di tempat baru warga merasa lebih tenteram dan nyaman menjalani kehidupan sehari-hari.
Ia menambahkan, dari 75 kepala keluarga yang tinggal di Dusun Diwak, sebagian besar berprofesi sebagai tenaga serabutan, dan hanya satu orang saja yang menjadi pegawai negeri sipil.
Sementara itu, salah satu warga Dusun Diwak, Darsiyah mengatakan, dirinya mengucap syukur dan terima kasih atas hibah tanah tersebut. Sehingga, dirinya bersama dengan tetangga-tetangganya tetap menjadi satu lokasi permukiman. Selain itu, dirinya juga tidak kebingungan mencari lahan baru akibat dari dampak pembangunan jalan tol tersebut.
“Kami sangat senang ada orang yang telah memberikan hibah tanah untuk kami tempati bersama nantinya,” kata Darsiyah.
Menurutnya, setiap hari Minggu seluruh warga Dusun Diwak melakukan kerja bakti menyiapkan lahan permukiman yang nantinya hendak ditempati bersama.
“Kalau hari-hari biasa hanya sekitar 10 orang saja yang kerja bakti secara bergiliran. Sedangkan, di hari Minggu semua warga baik laki-laki, perempuan, anak-anak hingga orang dewasa kerja bakti mempersiapkan lahannya,” ujarnya.
Ia menambahkan, sebenarnya, pemilik tanah ( As’ari,red) menghendaki lahan tersebut diberikan secara gratis sampai balik nama lahan. Namun, warga berkeinginan membayar dengan kemampuannya masing-masing.
“Sebenarnya pak haji ( As’ari,red) akan memberikan secara gratis, tetapi kami tetap akan membayarnya sesuai dengan kemampuan kami masing-masing,” katanya. Yon.